DEMOCRAZY.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti harga-harga sejumlah bahan pangan pokok penting dan strategis yang mengalami kenaikan.
Dia pun mengingatkan agar mewaspadai potensi terjadinya penimbunan padi/ beras di musim panen kali ini.
Hal itu disampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah tahun 2024, Senin (29/4/2024).
Tito menuturkan, pergerakan harga-harga pangan juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan, Presiden Jokowi melakukan pengecekan langsung ke lapangan, terutama saat melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah.
"Minggu lalu, saya bertemu dan menghadap Bapak Presiden, menyampaikan tentang kegiatan rakor ini. Dan Beliau memonitor semua perkembangan termasuk juga rakor ini. Dan saya sudah menyampaikan perkembangan terakhir komoditas," katanya, dikutip Selasa (30/4/2024).
"Misalnya beras, sudah mulai turun karena panen di beberapa daerah sentra produksi. Namun ada masalah hujan untuk pengeringan, kemudian ada juga problem penyerapan gabah. Karena di beberapa daerah harga gabah turun cukup jauh," sebutnya.
Tak hanya itu, Tito juga mengungkapkan adanya potensi masalah lain yang bisa muncul di musim panen kali ini.
"Ada pedagang-pedagang besar yang menyerap lebih cepat dengan harga lebih tinggi dari Bulog. Karenanya, ini perlu diwaspadai. Jangan sampai nanti barang ini dikendalikan pendistribusiannya ke masyarakat oleh pedagang swasta-pedagang komersial. Tapi kemudian tidak natural," tukasnya.
"Kalau ditimbun hingga terjadi kelangkaan, harganya naik, baru dilepas. Ini harus hati-hati kita," tegas Tito.
Harga Beras - Gabah Turun
Sementara itu, Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, Selasa (30/4/2024), turun masing-masing Rp20 untuk beras premium dan beras medium.
Harga beras premium menjadi Rp15.730 per kg dan beras medium Rp13.550 per kg. Sepekan lalu, 23 April 2024, harga beras premium masih di Rp15.790 per kg dan beras medium di Rp13.630 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.
Di tingkat produsen, baik petani maupun penggilingan, harga gabah-beras juga terpantau turun. Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun Rp10 ke Rp5.710 per kg dan di tingkat penggilingan turun Rp10 ke Rp6.110 per kg.
Harga beras medium dan premium di penggilingan masing-masing turun Rp20 dan Rp40 ke Rp11.970 per kg dan Rp13.490 per kg.
Memang, harga gabah kering panen (GKG) di penggilingan masih naik Rp10 ke Rp6.930 per kg.
Begitu juga di tingkat pedagang grosir. Harga beras premium dan medium hari ini dilaporkan naik masing-masing Rp210 dan Rp180 ke Rp14.540 per kg dan Rp12.220 per kg.
Apa penyebab harga beras bergerak turun?
Menurut Tito, penurunan harga karena sudah memasuki musim panen. Hal itu pun dikonfirmasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti yang hadir dalam Rakor tersebut mengungkapkan, perkembangan inflasi beras di bulan Maret sudah jauh lebih rendah dibandingkan Februari 2024.
Tinggal beberapa daerah saja yang mengalami inflasi beras tertinggi di bulan Maret 2024, yaitu kabupaten Toli-Toli, kabupaten Konawe, dan kota Kotamobagu.
"Secara nasional kita sama-sama tahu bahwa harga beras sudah meulai terlihat mengalami penurunan," kata Amalia.
Sadar Inflasi
Di sisi lain, Tito mengungkapkan, saat ini para Kepala Daerah sudah lebih memahami inflasi dan cara mengendalikannya.
Tito menuturkan, pergerakan harga-harga pangan juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan, Presiden Jokowi melakukan pengecekan langsung ke lapangan, terutama saat melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah.
"Minggu lalu, saya bertemu dan menghadap Bapak Presiden, menyampaikan tentang kegiatan rakor ini. Dan Beliau memonitor semua perkembangan termasuk juga rakor ini. Dan saya sudah menyampaikan perkembangan terakhir komoditas," kata Tito.
Sumber: CNBC