DEMOCRAZY.ID - Serangan balasan Iran ke Israel membuat situasi kawasan Timur Tengah semakin memanas.
Banyak yang meramalkan situasi tersebut bisa jadi salah satu pemicu pecahnya Perang Dunia III. Inilah pendapat pakar hubungan internasional.
Mengutip Mirror, Minggu (14/4/2024), Direktur Crisis Research Institute di Universitas Oxford, Mark Almond, menjelaskan potensi terjadinya Perang Dunia III yang akan terjadi jika konflik Israel penjajah dan Iran memanas.
Dia juga memiliki sejumlah pertimbangan lain terkait apakah serangan Iran ke Israel akan berbuah perang terbuka.
"Beberapa pengamat Barat berpikir Iran akan membatasi diri pada serangan balasan terhadap kedutaan Israel (sebagai balasan serangan kkonsulat Iran di Suriah) di suatu tempat atau melancarkan serangan dunia maya dan membuat Hizbullah di Lebanon menembakkan beberapa rudal lagi ke Israel utara. Namun Israel, dan sekarang AS dan Inggris juga, semakin yakin bahwa kali ini Iran akan menyerang,” kata Almond.
Dia mengungkapkan bahwa AS sebagai sekutu terdekat Israel memerintahkan para diplomatnya di wilayah teluk untuk tetap memantau situasi dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu.
Namun, di balik itu semua, Almond menduga bahwa Iran dan dunia Barat telah melakukan perang urat syaraf.
Menurut Almond, Iran memandang AS dan Inggris sebagai sosok utama dibelakang kejahatan Israel di Gaza bahkan menurut informasi, Iran menjuluki AS sebagai 'setan besar' dan Inggris sebagai 'setan kecil'.
“Ingat, AS telah memimpin kampanye melawan sekutu Iran, Houthi, di Yaman serta melawan milisi pro-Iran di Irak dan Suriah. Barat dan Iran sudah saling adu senjata. Inggris, seperti AS, memiliki personel dan pangkalan. melintasi wilayah dari Siprus hingga Teluk. AS dan Inggris memiliki pangkalan angkatan laut di Bahrain, tepat di seberang Iran," Almond menjelaskan.
Serangan drone militer Iran ke wilayah Israel dan pengalaman di Perang Ukraina menunjukan bahwa drone-drone yang diproduksi negara timur tengah itu memiliki efektivitas yang tinggi.
Sementara mekanisme 'Iron Dome' milik Israel yang sudah terbukti mampu menghalau rudal Hamas hanya bisa menangkis serangan rudal primitif bukan modern seperti yang dimiliki Iran.
Namun terkait dengan ekskalasi serangan Iran ke Israel, Almond menduga ada banyak hal yang harus diperhatikan seperti keterlibatan Presiden Russia Vladimir Putin dan kepentingan bisnis minyak bumi india dan China.
“Perang besar-besaran antara Iran dan Israel akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi manusia. Bahkan jika perang tersebut tidak bersifat nuklir --dan menurut saya Israel tidak akan menggunakannya (bom nuklir) dalam persenjataan mereka kecuali menghadapi kekalahan-- serangan rudal dan serangan pesawat tak berawak akan berdampak besar. menimbulkan korban sipil, seperti yang kita lihat di Gaza,” ungkap Almond.
“Kasus terburuknya adalah rudal Iran yang kuat, seperti Kheibar, merusak pembangkit listrik tenaga nuklir Israel di Dimona. Kebocoran radiasi bisa jadi merupakan bencana Chernobyl lainnya, namun Israel mungkin melihatnya sebagai serangan nuklir, dan membalas dengan hulu ledak nuklir yang sebenarnya. Itu adalah skenario terburuk. Bahkan tanpa alasan, pesawat pengebom Israel kemungkinan akan terbang jauh ke Iran dan menghancurkan fasilitas penelitian nuklirnya.”
Ia menambahkan, Putin akan menjadi pemenang dalam konflik Iran-Israel karena hal tersebut akan menaikkan harga energi yang pada gilirannya akan membiayai perangnya di Ukraina.
China dan India adalah importir minyak yang besar, jadi para penguasa di Beijing dan Delhi tidak ingin melihat perang nyata yang dapat menyeret perekonomian mereka ke dalam depresi.
Iran Ancam Negara-negara yang Bantu Israel!
Setelah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke jantung kota Tel Aviv, Israel, Iran mengeluarkan peringatan kepada negara-negara lain untuk tidak ikut campur!
Menteri Pertahanan Republik Islam, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani pada Minggu (14/4/2024), akan memberikan respon tegas kepada semua negara yang membantu Israel.
"Negara mana pun yang membuka wilayah udara atau tanahnya bagi Israel untuk menyerang Iran akan menerima tanggapan tegas kami," kata Ashtiani sebagaimana dilansir RT.
Misi Iran di PBB juga sudah meminta Amerika Serikat (AS) "menjauhi" konflik antara Teheran dan Yerusalem Barat.
Sebelumnya, Teheran mengonfirmasi bahwa mereka meluncurkan beberapa kendaraan udara tak berawak (UAV) ke Israel dan mengumumkan serangan rudal dalam waktu dekat.
Militer Israel melacak lebih dari 100 drone yang menuju ke negara tersebut, media lokal melaporkan, menambahkan bahwa UAV tersebut diperkirakan akan mencapai Israel “dalam beberapa jam” dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan berupaya untuk mencegat mereka di udara.
Perkembangan tersebut mendorong beberapa negara Timur Tengah, termasuk Yordania dan Lebanon, menutup wilayah udaranya. Amman juga mengumumkan keadaan darurat.
Serangan dari Teheran ini sebagai pembalasan terhadap serangan Israel awal April yang menargetkan konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
Serangan itu menewaskan tujuh perwira Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderalnya.
Sumber: Inilah