DEMOCRAZY.ID - Prabu Jayabaya, Raja Kediri, terkenal karena serangkaian ramalannya yang luas yang dikenal sebagai Ramalan Jayabaya. Ramalan ini tercatat dalam beberapa naskah seperti Serat Jayabaya Musarar hingga Serat Pranitiwakya, dan bahkan disebutkan dalam Babad Tanah Jawi. Salah satu ramalan menarik dari Raja yang memerintah pada (1135-1159) adalah tentang kedatangan Zaman Kolobendu. Menurut Candrasengkala tahun 1997, era ini dianggap sebagai awal zaman tersebut. Zaman Kolobendu ini digambarkan sebagai periode konflik dan permusuhan antara berbagai komponen bangsa, yang dipicu oleh manipulasi "dalang" yang tidak terlihat, yang mengendalikan peristiwa dari balik layar. Ramalan tersebut berbunyi: "Entenono Nuswantoro bakal ketampan bendu, Yen wis teko pandito ambuka wiwaranging Neroko (Condro sengkolo 1997), Pralambange jago tarung ning njero kurungan. Dalang wayang ngungkurke kelir. Sing nonton podo nangis. Entenono waluyo lan tentrem. Mengko nek wis tumeko. Pend
DEMOCRAZY.ID - Prabu Jayabaya, Raja Kediri, terkenal karena serangkaian ramalannya yang luas yang dikenal sebagai Ramalan Jayabaya. Ramalan ini tercatat dalam beberapa naskah seperti Serat Jayabaya Musarar hingga Serat Pranitiwakya, dan bahkan disebutkan dalam Babad Tanah Jawi. Salah satu ramalan menarik dari Raja yang memerintah pada (1135-1159) adalah tentang kedatangan Zaman Kolobendu. Menurut Candrasengkala tahun 1997, era ini dianggap sebagai awal zaman tersebut. Zaman Kolobendu ini digambarkan sebagai periode konflik dan permusuhan antara berbagai komponen bangsa, yang dipicu oleh manipulasi "dalang" yang tidak terlihat, yang mengendalikan peristiwa dari balik layar. Ramalan tersebut berbunyi: "Entenono Nuswantoro bakal ketampan bendu, Yen wis teko pandito ambuka wiwaranging Neroko (Condro sengkolo 1997), Pralambange jago tarung ning njero kurungan. Dalang wayang ngungkurke kelir. Sing nonton podo nangis. Entenono waluyo lan tentrem. Mengko nek wis tumeko. Pend