'Prabowo Bagian Oligarki dengan Sederetan Bisnis Raksasa dan Menggurita'
Presiden terpilih Prabowo Subianto yang resmi ditetapkan sebagai presiden periode 2024-2029 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) hari ini Rabu (24/4/2024) dan dijadwalkan dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024, serta menjabat sebagai presiden dan hingga 2029.
Selama ini Presiden terpilih tak hanya kita kenal sebagai politikus yang memimpin partai Gerindra, Prabowo juga seorang pengusaha raksasa yang memiliki berbagai usaha besar dan jejaring bisnis yang mengurita
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Prabowo pada 18 Oktober 2023, harta kekayaannya senilai Rp2,04 triliun.
Kekayaan fantastis yang dimiliki Prabowo tak lepas dari pendapatan berbagai bisnis yang dimilikinya. Lantas, apa saja gurita bisnis presiden terpilih Prabowo Subianto?
Secara total Prabowo menguasai 8 perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan (pulp dan kertas) dan pertambangan seperti minyak bumi dan kelapa sawit, penangkapan ikan dan beberap
PT Belantara Pusaka
Perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Timur dengan luas area perkebunan 15.610 hektar ini memiliki hak pengelolaan hingga 2035.
Mengingat badan usaha dari perusahaan tersebut merupakan perseroan, maka tak heran jika kepemilikan yang dimiliki Prabowo berupa saham.
Kendati begitu, sejauh ini status perusahaan tersebut belum listing di bursa sehingga belum diketahui secara lebih rinci dari struktur pemegang sahamnya.
PT Nusantara Energy
Setelah bermain di industri kertas, Prabowo beralih ke sektor bisnis lain. Tercatat, ia sempat bermain di bisnis minyak kelapa sawit melalui PT Tidar Kerinci Agung, bidang perikanan lewat PT Jaladri Nusantara, serta sektor migas lewat PT Nusantara Energy.
Seluruh bisnis itu berada di bawah naungan Nusantara Group yang ternyata membawahi 27 perusahaan di dalam dan luar negeri.
PT Tanjung Redeb Hutani
Perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan dan perkebunan ini terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dengan luas area perkebunan 180.330 hektar, perizinan dan hak pengelolaan perusahaan berlaku hingga 2035.
PT Tusam Hutani Lestari
Pengelolaan komoditas lokal juga menjadi salah satu sumber pendapatan Prabowo. Ia diketahui menjadi salah satu pemilik saham di PT Tusam Hutani Lestari, sebuah perusahaan yang mengelola komoditas pohon pinus di Aceh Tengah.
Tak hanya itu, PT Tusam juga memiliki ribuan hektar lahan dalam melestarikan komoditas. Nama Prabowo pun tercatat sebagai pemilik saham dan komisaris perusahaan perusahaan tersebut.
PT Kiani Hutani Lestari
Selain Kiani Kertas, Prabowo juga memiliki perusahaan bernama Kiani Hutani Lestari. Perusahaan ini bergerak di bidang kehutanan dan perkebunan berlokasi di Kalimantan Timur dengan area perkebunan seluas 53.083 hektar.
PT Jaladri Swadesi Nusantara
Perusahaan penangkapan ikan komersial yang didirikan pada September 2001 ini memiliki sebuah armada senilai US$10 juta, The Purse Seiner. Kapal dengan berat 1.331 tonase kotor (GT) dan panjang kurang lebih 70 meter. Operasi armada dimulai pada 2002 dan berhasil mencapai produksi 1.000 ton ikan tuna per bulan.
Nusantara Kaltim Coal
Anak perusahaan Nusantara Energy ini didirikan pada 2005. Nusantara Kaltim Coal memiliki hak konsesi meliputi area seluas 60 ribu area pertambangan batu bara di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
8 PT Kertas Nusantara
Salah satu perusahaan yang dimiliki Prabowo adalah PT Kertas Nusantara. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi bubur kertas.
Perusahaan ini awalnya bernama PT Kiani Kertas yang dimiliki oleh Bob Hasan. Namun, pada tahun 1990-an, perusahaan ini diambil alih negara karena dianggap tidak sehat. Dan karena alasan inilah Prabowo mengambil alih dan ingin membangkitkan perusahaan kertas tersebut.
Prabowo membeli Kiani Kertas senilai Rp1,8 triliun dan mengubahnya menjadi PT Kertas Nusantara. Di perusahaan itu, Prabowo menjabat sebagai presiden direktur dan Luhut Binsar Panjaitan menduduki kursi komisaris utama. Sayang, hubungan positif dua jenderal TNI itu tidak berlangsung lama.
Kondisi perusahaan yang tak kunjung membaik membuat hubungan keduanya kembali merenggang. Di tangan Prabowo, Kiani Kertas tetap dianggap perusahaan yang tak sehat dan tidak begitu sukses. ***