'Pilpres 2024 Sudah Selesai dan Keajaiban Kemenangan Nabi Musa'
Psywar yang dijalankan Prabowo-Jokowi amat mempengaruhi psikologi rakyat. Perang psikologis untuk mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku rakyat Indonesia bahwa Pilpres 2024 telah usai. Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Ucapan selamat dari beberapa kepala negara atas kemenangan Prabowo-Jokowi Junior berdatangan dari berbagai negara.
Terakhir, sekutu terdekat umat Islam Indonesia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memberikan selamat untuk Prabowo-Jokowi Jr.
Bahkan, Presiden RRC, Xi Jinping secara khusus telah mengundang Prabowo Subianto dalam kapasitasnya sebagai Presiden terpilih awal bulan April 2024 berkunjung ke negara komunis terbesar di dunia.
China komunis punya kepentingan mengamankan proyek belt and road initiative (BRI) milik Tiongkok di Indonesia.
Psywar dengan ditopang bombardir dari beberapa media mainstream dinilai efektif mempengaruhi persepsi dan sikap rakyat Indonesia.
Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud di Mahkamah Konstitusi tak dianggap sama sekali. Seolah tutup mata.
Prabowo-Gibran yakin menang. Plus dapat ‘vitamin’ dari Presiden China Xi Jinping melalui kunjungan Prabowo Subianto ke China beberapa waktu lalu.
Sejarah gugatan Pilpres di Mahkamah Konstitusi setidaknya menambah keyakinan Prabowo-Gibran bahwa merekalah yang akan diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2024 oleh MK pada 22 April 2024 yang akan datang.
Persis ketika Nabi Musa alaihissalam sudah terkepung oleh pasukan Fir’aun saat berada di tepi Laut Merah. Persepsi setiap orang pasti Nabi Musa alaihissalam akan kalah. Tak ada peluang Nabi Musa alaihissalam akan menang.
Dengan pongah Fir’aun didukung kekuasaan mempertontonkan kemenangan sebelum perang usai. Nabi Musa alaihisallam sudah terkepung. Fir’aun dan antek-anteknya mengumumkan bahwa Nabi Musa alaihisallam kalah.
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. [QS. Thaha: 77]
Itulah keajaiban Allah untuk hamba-Nya yang beriman. Nabi Musa alaihissalam dengan mu’jizat yang Allah berikan bisa menang.
Fir’aun bersama pasukannya tenggelam di Laut Merah. Keperkasaan Fir’aun dan pasukannya tak berarti apa-apa. Bahwa ada Kekuasaan Yang Maha Kuasa yang tak pernah diprediksi sedikitpun oleh Fir’aun dan kroni-kroninya.
Apakah Allah Jalla wa Ala akan memberikan keajaiban kepada Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud meraih kemenangan saat telah berada di gerbang kekalahan di Mahkamah Konstitusi? Wallahua’lam bish-shawab.
Amat tergantung tidak saja kepada para Hakim Mahkamah Konstitusi melainkan juga tergantung dengan bukti dan faktor lain yang mempengaruhi para Hakim Mahkamah Konstitusi dalam mengambil keputusan.
Tentu pula bergantung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud beserta para pemilihnya yang berjumlah 68 juta lebih.
Keajaiban itu akan datang salahsatu ikhtiar dengan mengetuk pintu langit di waktu doa terkabul seperti sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, saat hujan, ketika sedang sujud dalam shalat, setelah ashar di hari jum’at, ketika safar, dan waktu-waktu mustajab lainnya.
Selain memperbanyak ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala sebanyak-banyaknya sambil meluruskan niat dan menata hati agar lurus dan tidak condong pada sesuatu apapun kecuali ikhlas.
Dan ini yang banyak dilupakan kita; tergantung skenario Allah subhanahu wata’ala. Skenario terbaik yang tak pernah kita perhitungkan seperti Fir’aun dan kroni-kroninya yang tak pernah memperhitungkan bakal tenggelam di Laut Merah.
Ya Tuhan kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang“. [QS. al-Baqarah: 127-128].
Balaraja Tangerang,
2 Syawal 1445/11 April 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis