POLITIK

Panas Gelora Tolak PKS, Simak Lagi Cerita Lama soal Dua Faksi

DEMOCRAZY.ID
April 30, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Panas Gelora Tolak PKS, Simak Lagi Cerita Lama soal Dua Faksi

Panas Gelora Tolak PKS, Simak Lagi Cerita Lama soal Dua Faksi


DEMOCRAZY.ID - Hubungan Partai Gelora dan PKS memanas, kali ini soal kans bergabung ke pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ribut-ribut Gelora dengan PKS mengingatkan kembali akan cerita lama tentang faksi sejahtera.


Partai Gelora merupakan partai baru yang berawal dari munculnya konflik internal di tubuh PKS. 


Gelora adalah partai yang didirikan eks Presiden PKS Anis Matta. Anis Matta kini menjabat Ketua Umum Gelora.


Dalam catatan pemberitaan detikcom, Anis Matta tak menyangkal tentang adanya konflik di internal PKS saat itu. 


Namun, Anis menegaskan dibentuknya Partai Gelora bukan karena dirinya sakit hati dengan bekas partainya itu.


"Saya tidak menafikan bahwa kami punya konflik dulu di PKS ya. Ini ada Pak Fahri juga di sini. Ini fakta yang tidak bisa kita ingkari. Tapi kami tidak bekerja dengan latar sakit hati," kata Anis di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2019).


Cerita 2 Faksi di Tubuh PKS


PKS sudah sejak lama diterpa rumor terkait adanya dua faksi dalam satu tubuh partai sebelum Anis Matta hengkang dan mendirikan Gelora. 


Faksi yang dimaksud yakni faksi keadilan dan faksi sejahtera. Faksi keadilan ini ialah faksi yang identik dengan senior-senior di PKS. 


Seperti misalnya Pendiri PKS (alm) Yusuf Supendi, Wakil Ketua Majelis Syuro, Hidayat Nur Wahid (HNW), Ketua Majelis Syuro Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden PKS, Sohibul Iman. Faksi ini, kerap dilekatkan dengan bagian PKS yang konservatif.


Faksi keadilan ini lekat dengan mereka yang masih menjunjung tinggi semangat PKS tetap seperti era Partai Keadilan dahulu. Nama yang kerap disebut publik untuk kelompok ini diwakili representasi Hidayat Nurwahid.


Sementara itu, faksi sejahtera ialah faksi yang identik dengan para pengurus muda seperti Anis Matta, Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq yang kini berada di Gelora. 


Kelompok ini juga kerap dianggap sebagai bagian yang demokratis dan lebih cenderung moderat. Faksi ini juga kabarnya dekat dengan Hilmi Aminuddin.


Kendati demikian, rumor dua faksi dalam partai berlambang kapas itu tak pernah diakui. Rumor dua faksi ini tetapi dibiarkan menjadi rahasia umum.


Singkat cerita, isu dua faksi ini terus bergulir. Salah satu momennya ialah ketika PKS melakukan perombakan struktur kepengurusan di sejumlah DPW, termasuk saat itu di wilayah Sumatera Utara dengan alasan hanya rotasi biasa.


Loyalis Anis Matta, Mahfudz Siddiq, menyebut perombakan itu merupakan bersih-bersih loyalis dari Anis Matta. 


Peristiwa ini membuat rumor persaingan faksi keadilan dan faksi sejahtera sempat terangkat kembali.


"Penggantian massal jajaran pengurus wilayah PKS Sumatera Utara kelanjutan dari pembersihan unsur Osan. Osan adalah istilah yang dipakai tim intelijen PKS untuk menyebut para pendukung Anis Matta," kata Mahfudz pada Rabu (17/10/2018).


Bahkan, konflik ini terus berlanjut ketika Pilpres 2019. Fahri Hamzah, sempat menyebut Anis dihadang untuk maju dalam Pilpres 2019 oleh para elit PKS. Saat itu, Fahri sudah dipecat oleh PKS pada April 2016.


"Jangan pimpinan ini merasa kita nggak tahu apa yang dia lakukan. Kita tahu. Yang dia lakukan ini sebenarnya menghambat Anis Matta. Kita tahu itu," kata Fahri Hamzah di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/4/2018).


Ajang yang diikuti Anis saat itu adalah pemilihan sembilan nama capres/cawapres PKS. Di situ, Anis bertarung melawan banyak nama, termasuk melawan Sohibul Iman yang kala itu menjabat presiden PKS dan Gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan.


Partai Gelora Terbentuk


Struktur kepengurusan Partai Gelora pun terbentuk pada 10 November 2019. Duo inisiator Partai Gelora, Anis Matta dan Fahri Hamzah, menjadi Ketua dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora.


"Tanggal 10 hari ini, tadi sudah selesai diumumkan bahwa Ketua Umum kita adalah Pak Anis, saya Wakil Ketua Umum, Sekjen-nya Pak Mahfudz Sidik, Bendahara Umum-nya adalah Pak Ahmad Riyaldi. Kami berempat ini memang pernah menjadi anggota DPR," kata Fahri di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2019).


Partai Gelora mengedepankan nilai-nilai keterbukaan yang sejak lama dirintis oleh Anis Matta. Anis yang pernah menjadi Sekjen dan Presiden PKS mengaku ingin meninggalkan pemisahan politik lama antara golongan kanan, tengah, dan kiri atau antara islam dengan nasionalisme. Sebab pemisahan tersebut telah menyebabkan Indonesia tidak bersatu sepenuhnya.


"Karena pemetaan seperti ini, pembelahan dalam masyarakat gampang terjadi seperti pada Pilpres 2019 yang baru terjadi," ujarnya.


Pergeseran politik Anis tampak pada sistem kaderisasi dan struktur organisasi Partai Gelora. Sistem kaderisasi, kata dia, dibangun di atas ide dasar rumusan model manusia Indonesia yang bercirikan relijius, berpengetahuan, dan sejahtera. 


Karena itu Gelora bersifat terbuka dan pluralis akan lebih diwujudkan dari sekedar wacana.


Di Gelora juga tidak ada Dewan Syura yang biasanya diisi oleh para figur yang dianggap punya otoritas keagamaan lebih, dengan keputusan yang cenderung mutlak. 


"Majelis syuronya bernama Majelis Permusyaratan Nasional tapi diambil dari dewan pendiri. Kita disini menjaga semangat kolaborasi, egaliter, dan pola hubungan hierarkis kita coba hilangkan," ucapnya.


Sumber: Detik

Penulis blog