DEMOCRAZY.ID - Meskipun acara bagi-bagi bantuan sosial (bansos) di acara open house Presiden Jokowi mendapatkan sorotan karena terjadinya kericuhan yang melibatkan warga, namun Raja Juli Antoni melihat sisi lain dari peristiwa tersebut.
Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyatakan bahwa Open House di Istana Kepresidenan kali ini terasa lebih mengharukan.
"Open house Istana kali ini terasa lebih mengharukan," ujar Raja dalam keterangannya di aplikasi X @RajaJuliAntoni (11/4/2024).
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa open house tersebut merupakan yang terakhir bagi Jokowi sebagai Presiden.
"Ini adalah open house terakhir Pak Jokowi sebagai Presiden," ucapnya.
Dikatakan Raja, perasaan haru ini tidak hanya dirasakan olehnya, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.
"Rupanya perasaan ini juga dirasakan oleh masyarakat," ungkapnya.
Ia melihat bahwa antrean warga mengular hingga ke jalanan, bahkan ada yang datang dari pukul 04.00 WIB subuh.
"Antrean mengular hingga jalanan, bahkan ada yang datang dari jam 4 subuh," sebutnya.
Open house Istana kali ini terasa lebih mengharukan, karena ini adalah open house terakhir Pak @jokowi sebagai Presiden. Rupanya perasaan ini juga dirasakan oleh masyarakat. Antrian mengular hingga jalanan, bahkan ada yang datang dari jam 4 subuh.
— Raja Juli Antoni, MA., Ph.D. (@RajaJuliAntoni) April 11, 2024
Mumpung masih momentum… pic.twitter.com/Rn2jYkwpBx
Sebelumnya, open house yang digelar Presiden Jokowi di Istana Negara diwarnai kericuhan.
Pasalnya, kegiatan yang dirangkai dengan pembagian bansos itu membuat warga membeludak dan menyasar tempat pembagian sembako.
Kericuhan terjadi saat warga merangsek masuk ke kompleks Istana pada pukul 11.20 WIB.
Mula-mula warga menerobos masuk kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Mereka menabrak papan pembatas yang dipasang petugas keamanan. Pembatas tersebut pun jebol.
Warga lalu masuk ke dalam kompleks Istana tanpa mengikuti arahan protokoler.
Mereka tak ikut skrining dan melewati pintu detektor begitu saja.
Para tamu juga membawa semua barang bawaan, termasuk telepon seluler yang sebenarnya dilarang dibawa masuk.
Karena tak berhasil menuju ruang silaturahmi dan bersalaman dengan Jokowi, warga langsung menghampiri tenda tempat pembagian sembako.
Bansos ini seharusnya dibagi-bagikan pihak Istana untuk warga yang sudah bersalaman dengan Jokowi.
Warga menyerbu tenda dan menggulingkan meja yang terdapat di dekat tenda itu. Tiga orang dikabarkan pingsan dalam insiden itu.
Pihak protokoler memastikan kericuhan ini akan menjadi evaluasi bagi Istana untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sekretariat Presiden membedakan akses masuk acara open house bagi pejabat dan warga.
Berbeda dengan pejabat, masyarakat yang ingin masuk halaman Istana Negara harus mendaftar terlebih dahulu di sekitar gedung Kementerian Sekretariat Negara untuk bisa masuk antrean.
Sumber: Fajar