POLITIK

NasDem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

DEMOCRAZY.ID
April 21, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
NasDem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

NasDem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?


DEMOCRAZY.ID - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengakui bahwa Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar kini terkesan tidak solid jika dilihat dari permukaan.


Namun, Hermawi memastikan semangat partai-partai pengusung Anies-Muhaimin tetap sama.


"Bukan membantah, kesan di permukaan tidak solid, tapi semangat tetap satu. Menunggu momentum untuk menghidupkan koalisi dalam semangat baru, utama di pilkada-pilkada pasti akan ada pertautan di sejumlah daerah," ujar Hermawi saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Sabtu (20/4/2024) malam.


Menurut Hermawi, Koalisi Perubahan dianggap tidak solid karena masing-masing partai sedang mengurus internal pileg.


Namun, ia memastikan relasi pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 tetap tertata rapi.


Dia lantas mengungkit Anies dan keluarga yang berlebaran bersama Ketua Umum Nasdem Surya Paloh (SP) dan jajarannya.


"Minggu lalu Anies beserta seluruh anggota keluarga, anak, menantu, istri lebaran bersama Pak SP dan pengurus inti DPP Nasdem di Bali," tutur Hermawi.


"Pertemuan rutin sekjen 01 masih terus berlangsung. Demikian juga tim hukum MK kan ada lawyer partai-partai yang ikut bersidang," imbuh dia.


Sebelumnya, Co-captain Timnas Anies-Muhaimin, Sudirman Said mengakui partai Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah tak solid lagi.


Hubungan mereka renggang karena kesibukan kepentingan internal masing-masing.


"Dalam proses (kepentingan internal) kalau dikatakan agak renggang ya wajar lah kan fungsinya berbeda," kata Sudirman saat ditemui di kediamannya di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2024).


Sudirman mengatakan, dalam koalisi perubahan ada tiga entitas yang berbeda yang memiliki kepentingan internal masing-masing.


Entitas pertama, capres Anies Baswedan yang merupakan orang di luar partai yang punya kepentingan internal sendiri.


Kedua, entitas koalisi partai yang mencalonkan Anies-Muhaimin. Entitas kedua ini mungkin, kata Sudirman, merasa tugasnya selesai setelah mencalonkan Anies.


Sebab itulah, kata Sudirman, tidak terlihat banyak dukungan partai koalisi saat Anies memperkarakan hasil pilpres di MK.


"Calonnya bertanding (dalam pemilu) kemudian hasilnya begitu sekarang entitas calon yang memproses ke MK. jadi ini punya batas waktu," imbuh Sudirman.


Terakhir adalah entitas partai politik yang masing-masing memiliki otonomi sendiri.


Ada partai yang mempertimbangkan bergabung dengan capres-cawapres terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, atau punya strategi tertentu.


"Saya sih melihatnya ini suatu normal saja dan proses transisi ini," kata dia.


Sumber: KompasKompas

Penulis blog