POLITIK

Sudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi!

DEMOCRAZY.ID
Maret 10, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Sudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi!
Sudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi!


DEMOCRAZY.ID - Eksekutif Co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said, mengkritik kondisi pemerintahan saat ini. 


Ia menilai, saat ini, lembaga-lembaga yang berperan memberikan check and balance justru dalam satu dekade terakhir ini dilemahkan.


"Kita dalam masa yang sangat mencemaskan, sebab hari ini seperti sudah tidak ada rem lagi. Dalam 9 atau 10 tahun ini kita menyaksikan, mengalami, saya sharing dengan pandangan para pembicara yang lain, mengalami proses pelumpuhan, pelemahan instrumen kontrol dalam bentuk apa pun," kata Sudirman dalam diskusi di Hotel Grand Dhika, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3).


Saat ini, kata Sudirman, fungsi parlemen cenderung sudah tak berjalan dengan baik lagi. 


Lembaga-lembaga yang berjalan untuk memonitoring fungsi parlemen pun, menurutnya, sudah berjalan sangat politis.


"Parlemen tidak berfungsi dengan baik, BPK-nya sangat politis sebagai supreme monitor-nya. Bahkan yang namanya the guardian of constitution, MK, pun dilumpuhkan begitu rupa dengan berbagai cara. KPK sudah lama dipreteli," tegasnya.


Sudirman mengibaratkan, pemerintah saat ini seperti sebuah mobil yang melaju tanpa rem dan speedometer. Sehingga jalannya tak bisa terkontrol lagi.


"Jadi bukan lagi nubruk hukum, tapi bahkan etik pun sudah diabaikan, sudah disebut dengan 'ndasmu' segala macam. Kira-kira gitu, kan," tutur Sudirman.


Mantan menteri ini pun mengingatkan agar jangan sampai kondisi ini berlanjut terus. Ia khawatir jika tak dihentikan, situasi seperti ini tak bisa dibenahi lagi.


"Kalau kita tidak hati-hati melewati ini semua, kita bisa masuk dalam tahap satu kerusakan yang bisa disebut unfixable, tidak bisa lagi diperbaiki atau kalau pun bisa diperbaiki akan perlu waktu lama sekali," tutupnya.


Sudirman Said Ajak Masyarakat Sipil Jaga Demokrasi


Co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said, mengajak masyarakat sipil untuk ikut menjaga keberlangsungan demokrasi Indonesia usai pemilu 2024. 


Sebab menurutnya, jurang ketidakadilan dan buruknya penegakan hukum di Indonesia saat ini semakin lebar.


Hal ini disampaikan dia dalam diskusi yang bertajuk 'Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk', di Hotel Grand Dhika, Jaksel, Sabtu (2/3).


"Oleh karena itu sebagai poin terakhir saya ingin menyampaikan andalan kita barangkali tinggal para masyarakat sipil, sebagai last resort dari bagaimana menjaga demokrasi ini bisa tetap berjalan," ucap Sudirman dalam diskusi.


Dia mengajak setiap pendukung capres-cawapres, khususnya 01 untuk mengambil ancang-ancang untuk bergeser ke tengah. 


Bukan membela paslon masing-masing, melainkan berjuang untuk mengembalikan demokrasi.


Lebih lanjut, dia juga menyebut bahwa rakyat produsen demokrasi, bukan partai politik. Sehingga penting untuk mengorganisir dan memetakan kembali gerakan-gerakan massa saat ini.


"Memang akan perlu waktu lama. Tapi bila kita tidak melakukannya maka kerusakan akan semakin dalam dan tadi sampai pada tahap mungkin sulit diperbaiki," tutupnya.


Sudirman Said Bicara Ironi Politik: Orang Baik Kok Masuk Politik


Eksekutif Co-Captain Timnas AMIN, Sudirman Said, bicara soal kondisi politik Indonesia. Menurut dia, kondisi politik Indonesia semakin terpisah dengan kebaikan. 


Hal itu dia sampaikan dalam diskusi bertajuk Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk? di Hotel Grand Dhika, Jaksel, Sabtu (2/3).


Sudirman mengatakan setelah 78 tahun Indonesia merdeka, demokrasi Indonesia justru merosot. Padahal, orang-orang berpendidikan sudah jauh lebih banyak.


"Saya juga ingin menyebut bahwa yang dirusak itu peradaban padahal ironisnya begini 78 tahun kita merdeka yang semula itu melek huruf melakukannya 3%, sekarang yang barangkali nggak sampai 1% dan sudah memproduksi begitu banyak sarjana Master dokter profesor. Tapi kok dari sisi peradaban menurun drastis," kata dia.


Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini berpolitik tidak lagi memperhatikan kontrol dari konstitusi. Semuanya ditubruk.


"Tapi hari ini hampir semua orang melek huruf, doktornya banyak, seperti ada 2 kolom terpisah antara politik sama kebaikan toh mas. Jadi ada kata-kata, orang baik kok masuk politik," sambungnya.


Kata Sudirman, jarak antara kebaikan dan berpolitik itu perlu diperpendek. Namun, dirinya mengaku untuk ke sana diperlukan kesabaran lantaran banyak kepentingan-kepentingan di dalamnya.


"Jadi karena itu menurut saya gap ini perlu kita perpendek. Mungkin, saya agak relaistis, mungkin tidak bisa buru-buru. Tetapi Harus dimulai dan saya berharap pada kalangan muda itu akan menjadi penerima tongkat estafet harus dipersiapkan karena memang keadaannya memang tidak menguntungkan bagi kalian," pungkas Sudirman.


Sudirman Said Sebut Pihak 01 & 03 Intens Bertemu: Memperjuangkan Demokrasi


Co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said, menyebut pihak paslon 01 dan paslon 03 semakin intens menggelar pertemuan. Dia mengatakan, pertemuan itu didorong kepentingan demokrasi Indonesia.


"Saya kira akan menjadi perekat adalah kepentingan yang lebih besar ya, selalu. Dan pertemuan eksponen 01 03 kan sudah sering terjadi. Tadi Pak Djumhur relawan dari 01. Sekarang mungkin dari Mas Eros walaupun memang berafiliasi dengan 03, tapi tidak hadir sebagai 03. Ini akan mengintens pertemuan semacam ini," ujar Sudirman, Sabtu (2/3).


Kata dia, pertemuan itu bukan lagi memperjuangkan paslon masing-masing yang didukung di Pilpres 2024, melainkan untuk memperjuangkan agar Indonesia kembali ke jalan yang benar.


"Dan mungkin juga akan diikuti bukan saja teman-teman yang pernah berafiliasi dengan peserta pemilu, tapi yang selama ini orang-orang independen. Karena sekali lagi, perjuangan ini ke depan bukan lagi memperjuangkan paslon masing-masing. Tapi memperjuangkan supaya Indonesia kembali pada jalan yang benar, demokrasi terjaga, konstitusi terjaga, itu yang akan kita lakukan," terangnya.


Situasi saat ini, katanya, mengingat pada kondisi saat periode Reformasi pada 1998. Gerakan individu hingga menjadi kolektif bermunculan untuk hadapi krisis yang terjadi.


"Saya kira Indonesia terlalu penting untuk dibiarkan, karena itu kita ingin terus mengajak teman-teman. Terutama tahun politik untuk yang berkonsolidasi menempuh langkah-langkah itu," tutupnya.


SumberKumparan

Penulis blog