DEMOCRAZY.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI diduga melakukan pembiaran terhadap manipulasi data dan pembohongan publik dalam tayangan rekapitulasi website Sirekap secara tidak akurat dan berubah-ubah.
Sehingga menimbulkan kegaduhan dan ketidakpercayaan publik. Hal itulah yang membuat Masyarakat Penegak Konstitusi bergedak melakukan aksi mosi tidak percaya yang dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Koordinator Masyarakat Penegak Konstitusi Danang Girindrawardana menyinggung soal data Sirekap yang saat ini sudah tak ditampilkan kembali di website KPU RI.
Menurutnya, ditutupnya Sirekap tersebut adalah salah satu cara atau praktik-praktik yang disembunyikan dari masyarakat untuk data real count Pemilu 2024.
"Justru itu, salah satu praktik-praktik yang disembunyikan. Kamarin Sirekap menghilang, sekarang menghilang lagi," kata Danang kepada wartawan usai aksi mosi tidak percaya di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.
Danang mempertanyakan, seandainya tak ada masalah salah perhitungan tersebut seharusnya KPU bisa lebih transparan akan data pemilu.
"Ya transparan aja, meskipun ada keluhanan dari perbedaan suara yang ditampilkan Sirekap dengan C hasil, tidak apa apa diperbaiki. Tapi, saat ini justru terlihat bahwa KPU melakukan pembohongan publik," ucap Danang.
Sebelumnya, tampilan Sirekap KPU mengalami perubahan signifikan. Data diagram perolehan suara yang biasanya tertera dalam saat ini tidak muncul pada website tersebut. Jumlah suara paslon dan termasuk presntasenya tidak terlihat.
Tidak hanya itu, jumlah suara pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah diinput dari Form C juga tidak diperlihatkan.
Sumber: Okezone