DEMOCRAZY.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah anggapan tentang penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024.
Komisioner KPU Idham Holik menyatakan kekeliruan data dalam situs pemilu2024.kpu.go.id terjadi karena teknologi Optical Character Recognition (OCR) yang kurang akurat.
"Tidak ada terjadi penggelembungan suara, yang ada adalah ketidakakuratan teknologi OCR dalam membaca foto formulir mode C.HASIL plano," kata Idham, Senin (4/3).
Dia menjelaskan bahwa teknologi tersebut dipakai dalam Sirekap KPU. Teknologi itu digunakan sebagai perangkat untuk membaca foto formulir C-hasil.
Akan tetapi, OCR dalam Sirekap itu kurang akurat, sehingga terjadi kekeliruan data yang terinput.
Akibatnya, ada perbedaan angka antara yang dipublikasikan di situs pemilu.kpu.go.id dengan hasil penghitungan suara manual.
Idham mengatakan KPU hingga saat ini masih terus memperbarui keakurasian data Sirekap.
"Sejak awal, sesuai rekomendasi Bawaslu, bahwa Sirekap harus diakurasi datanya sesuai data C.HASIL plano. Dan data itu sedang dalam proses akurasi," ujarnya.
Idham juga menegaskan bahwa perolehan suara yang dijadikan acuan nanti bukan dari hasil pencatatan sirekap, melainkan penghitungan berjenjang.
"Oleh karena itu mari ikuti proses rekapitulasi secara berjenjang itu karena kami telah perintahkan kepada KPU provinsi, KPU Kab/kota, PPK, dalam melaksanakan rekapitulasi harus menyiarkan secara langsung live streaming di internet," jelasnya.
Suara PSI menjadi sorotan karena terjadi lonjakan. Pada 1 Maret pukul 06.00 WIB, berdasarkan 65,34 persen data masuk, suara PSI sebesar 2.291.882 suara.
Namun, berdasarkan data real count KPU hari ini berdasarkan 65,80 persen data masuk, suara PSI mencapai 2.404.270 atau 3,13 persen total suara secara nasional.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) menilai ledakan suara PSI patut dicurigai meski kenaikannya belum sampai 4 persen.
"Tetapi, jika melihat pola loncatnya tidak lazim karena data masuk ke data realcount KPU sudah mencapai 65, 80 persen," kata Karyono.
Merujuk data Quick Count dari sejumlah lembaga survei, PSI diprediksi tidak lolos parlemen karena perolehan suaranya berada di kisaran antara 2,6 sampai 2,8 persen. Sementara margin error 1 persen dengan sampel 3000 TPS.
Karyono mengingatkan selama ini hasil perhitungan cepat atau quick count selalu presisi karena selisihnya dengan hasil penghitungan KPU sangat tipis, yaitu selisihnya 0,1 sampai 1 persen asalkan dilakukan sesuai kaidah survei yang benar.
"Perolehan suara PSI versi quick count paling tinggi 2,8, katakanlah naik 1 persen itu baru 3,8 persen jadi tidak sampai 4 persen," ujarnya.
Sumber: CNN