DEMOCRAZY.ID - Beberapa mahasiswa fakultas hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memilih Paslon 02 (Prabowo-Gibran) agar Indonesia hancur sekalian.
“Saya mengajar pengantar hukum di UGM kelas pemilu. Saya coba survei kecil-kecilan. Saya bilang silahkan pilih 01, 02 dan 03. Temuan menarik beberapa mahasiswa pilih 02 dan alasannya ditulis biar Indonesia hancur sekalian,” kata dosen Fakultas Hukum UGM Zainal Arifin Mochtar dalam wawancara dengan Puthut EA di channel YouTube-nya beberapa waktu lalu.
Hasil riset tersebut, kata Zainal membantah pernyataan pemilik survei Indo Barometer M Qodari yang menyebut 58 persen yang memilih Prabowo sebagai bentuk kecintaan kepada mantan Danjen Kopassus itu.
“Kalau Qodari menyebut angka 58 persen sebagai bentuk kecintaan ke Prabowo. Saya kira tidak. Itu opini,” jelasnya.
Zainal juga mengatakan, ada tiga jenis pelanggaran dalam Pemilu yakni pidana, administratif dan perbuatan tercela.
“Saya kira sekarang menjelang 2024 distorsinya kebesaran, gede banget. Mulai dari penyelenggara. Penyelenggara ini kan wajib netral. Masa wasit tidak netral?” ungkapnya.
Zainal melanjutkan, independensi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak awal juga diragukan. KPU juga diduga melakukan intimidasi verifikasi Parpol.
“Kita masih ingat betul ada partai yang dijegal ada partai yang dikasih karpet merah,” bebernya.
Pelanggaran lainnya yang diduga dilakukan KPU adalah menyelundupkan pasal yang membuka celah mantan koruptor untuk maju dalam kontestasi pemilu legislatif tanpa melewati masa jeda waktu lima tahun.
Sumber: SuaraNasional