HUKUM POLITIK

Ratusan Perempuan Meminta Jokowi 'Diadili' Karena Rusak Demokrasi

DEMOCRAZY.ID
Maret 08, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Ratusan Perempuan Meminta Jokowi 'Diadili' Karena Rusak Demokrasi

Ratusan Perempuan Meminta Jokowi 'Diadili' Karena Rusak Demokrasi


DEMOCRAZY.ID - Ratusan massa aksi yang menamakan diri mereka Perempuan Indonesia berkumpul di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (8/4). 


Mereka menutut Presiden Joko Widodo (Jokowi) diadili karena secara jelas merusak demokrasi.


Aksi demonstrasi itu diawali dari Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). 


Semula, mereka akan menuju Istana Kepresidenan, namun Polda Metro Jaya melakukan antisipasi dengan menutup Jalan Medan Merdeka Barat.


Massa kemudian diarahkan berunjuk rasa di depan kawasan Monas. 


Dari atas mobil, seorang perempuan mempertanyakan alasan polisi menghalangi massa menuju Istana.


"Ancamannya ada di Istana yang melenggangkan dinasiti politiknya," ujar seorang orator.


Ia menegakskan ratusan perempuan yang menggelar aksi ini ingin mengekpresikan diri, menyuarakan keresahan yang telah lama dirasakan di era kepimpinan Presiden Jokowi.


"Perempuan-perempuan disni mau mengekspresikan diri, karena terlalu lama dimiskinkan, terlalu lama digusur," ucapnya.



Spanduk Raksasa Nawa Bencana Jokowi Terpampang di Aksi Gejayan Kembali Memanggil Yogyakarta


Ratusan Perempuan Meminta Jokowi 'Diadili' Karena Rusak Demokrasi


SEBUAH spanduk terpampang di salah satu baliho besar yang berada di Jalan Gejayan atau Jalan Affandi, Sleman, Yogyakarta. 


Spanduk yang berjudul Nawa Bencana Jokowi tersebut menjadi latar dari aksi mahasiswa dari berbagai universitas di DIY.


Nawa Bencana Jokowi berisi 9 poin. Satu, memerosotkan demokrasi, melanggengkan represi. Dua, merawat nepotisme, menerabas konstitusi. Tiga, menghancurkan bumi, melestarikan eksploitasi. Empat, merusak Indonesia dari pinggiran.


Lima, disfungsi pemberantasan korupsi. Enam, biaya pendidikan naik, rakyat tercekik. Tujuh, kerja, kerja, kerja, dikerjain! Delapan, PSN: Proyek Sengsara Nasional. Sembilan, food estate: menyongsong katastrofi pangan.


Aksi mahasiswa yang diberi nama Gejayan Kembali Memanggil tersebut disuarakan oleh ribuan mahasiswa. 


Mereka berkumpul di Bundaran UGM dan berjalan kaki menuju Simpang Tiga Gejayan untuk melakukan orasi.


Salah satu peserta aksi, Nugroho mengatakan, dirinya mengikuti aksi ini karena melihat, negara sudah tidak baik-baik saja karena penguasa menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaannya.


"Ini yang kemudian perlu kita ingatkan melalui aksi ini, " kata dia.


Seruan moral yang sudah disampaikan para guru besar dan sivitas akademika di berbagai kampus makin menguatkan para mahasiswa untuk menggelar aksi tersebut. Aksi ini adalah kesadaran untuk bersama sama membunyikan alarm demokrasi.


Sumber: MediaIndonesia

Penulis blog