DEMOCRAZY.ID - Strategi Presiden JokoWidodo (Jokowi) menggenjot pembangunan infrastruktur, dalam hal ini jalan tol, dikritik oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK).
JK mengakui bahwa tol mempersingkat waktutempuhnya di jalanan.
"Tentu pembangunan infrastruktur penting. Saya pikir tadi dari rumah ke sini mungkin 45 menit sampai 1 jam, ternyata cukup 20 menit karena jalan tol bagus. Tentu juga tidak bagus yang punya rumah sebelahnya karena tidak bisa lagi ke warung," kata JK dalam acara Election Talks #4 di Universitas Indonesia, dikutip dari Detikcom, Sabtu (9/3/2024).
Akan tetapi menurutnya ada keseimbangan lain yang luput dari perhatian pemerintahan saat ini soal pembangunan tol.
Dia menilai belanja infrastruktur jor-joran yang dilakukan Jokowi akan menjadi beban bagi pemerintahan selanjutnya.
"Tidak mudah memerintah Indonesia pada pemerintahan yang akan datang karena pemerintah sekarang telah menghabiskan segala sumber dana untuk suatu hal-hal yang kadang-kadang tidak efisien," ucapnya.
Menurutnya, pemerintahan yang baru harus punya keberanian dan ketegasan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Kalau dia kacau pemerintahan yang akan datang, maka semuanya akan kena. Jadi semua akan sulit," sambung JK.
JK pun menyorot soal utang Indonesia yang semakin tinggi. Per 31 Januari 2024, totalnya sudah tembus Rp 8.253,09 triliun.
Kemudian ditambah dengan program-program yang butuh pendanaan besar.
Selain subsidi BBM dan listrik, JK juga menyinggung program makan siang gratis yang diusung calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
JK Sebut Pemilu 2024 Terburuk Dalam Sejarah
Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menyebut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sebagai pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia setelah pemilu 1955.
Hal itu disampaikan JK dalam acara diskusi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).
JK mengatakan, banyak pihak menginginkan pemilu tahun ini dievaluasi dan dikoreksi, tapi bagi dia pribadi Pemilu 2024 adalah pemilu terburuk.
"Bagi saya, sering saya mengatakan ini adalah pemilu yang terburuk dalam sejarah Indonesia sejak tahun 55. Artinya adalah demokrasi pemilu yang kemudian diatur oleh minoritas, artinya oleh orang yang mampu, orang pemerintahan, orang yang punya uang," katanya.
Dia khawatir, jika pemilu terburuk ini terus dibiarkan, kemungkinan Indonesia akan kembali ke masa otoriter.
"Apabila sistem ini menjadi suatu kebiasaan, maka kita kembali ke jaman otoriter, itu saja masalahnya sebenarnya," katanya.
Namun, kata JK, peristiwa pemilu sudah terjadi, Indonesia harus melangkah kedepan memperbaiki kesalahan yang terjadi saat ini.
Seperti Vietnam yang menatap masa depan sehingga pertumbuhan ekonomi bisa semakin baik dan kesejahteraan rakyat bisa terealisasi.
"Sebelum kita membicarakan masa depan bangsa, saya baru-baru ini ke Vietnam melihat kemajuannya," tutur JK.
"Pertumbuhannya 7-8 persen, saya tanya apa yang dilakukan? Dia mengatakan 'kita selalu memandang ke depan tidak kebelakang'," ucapnya.
Sumber: CNBC