Prabowo Menang, Media Asing Sorot Jokowi Jika Tak Lagi Jadi Presiden - DEMOCRAZY News
POLITIK

Prabowo Menang, Media Asing Sorot Jokowi Jika Tak Lagi Jadi Presiden

DEMOCRAZY.ID
Maret 21, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Prabowo Menang, Media Asing Sorot Jokowi Jika Tak Lagi Jadi Presiden

Prabowo Menang, Media Asing Sorot Jokowi Jika Tak Lagi Jadi Presiden


DEMOCRAZY.ID - Media asing menyoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tengah diketoknya pemenang pemilu presiden (pilpres) 14 Februari. 


Prabowo Subianto, calon presiden (capres) nomor urut 2 telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai presiden terpilih, Rabu.


Reuters misalnya menulis artikel berjudul "Indonesia's Jokowi seeks major party takeover to retain decade-long influence". Diramal bagaimana Jokowi setelah tak lagi menjabat termasuk ke partai mana dirinya akan berlabuh.


"Presiden Joko Widodo yang akan segera habis masa jabatannya berusaha untuk mengambil kendali salah satu partai politik terbesar di Indonesia untuk mempertahankan pengaruh yang ia peroleh selama satu dekade berkuasa dan melindunginya dari penggantinya, Prabowo Subianto," muat laman itu merujuk empat anggota koalisi Jokowi, Kamis (21/4/2024).


"Sangat populer namun tanpa partai politiknya sendiri, Jokowi begitu ia biasa disapa, sedang berusaha untuk mengangkat sekutu utamanya sebagai ketua Golkar," muat media itu lagi seraya mengindikasikan pernyataan tersebut berasal dari politisi senior, yang mencakup tiga pejabat senior Golkar dan satu memiliki pengetahuan langsung tentang Golkar.


"Jokowi juga ingin mendapatkan posisi sebagai ketua dewan penasehat partai, sebuah peran yang biasanya dipegang oleh pemimpin partai," jelas laman itu lagi mengutip kata dua politisi.


Disebutkan bahwa Jokowi sedang berupaya mempertahankan pengaruh yang ia bangun selama satu dekade berkuasa. Ini juga upaya melindunginya dari Prabowo.


Calon pilihan Jokowi antara lain Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koordinator Perekonomian. Ada pula Ketua Golkar saat ini Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.


"Di dalam Golkar sudah diketahui secara luas bahwa Jokowi ingin mengambil kendali partai dan menggunakannya sebagai kendaraan politiknya setelah ia meninggalkan jabatannya," kata seorang pejabat Golkar ditulis Reuters lagi.


"Jokowi sadar bahwa dia tidak bisa mengendalikan Prabowo," tambahnya.


"Tidak ada yang bisa menghentikan Prabowo untuk melakukan apapun yang dia inginkan," jelas sumber itu masih dimuat laman ini.


Dijelaskan pula seperti apa partai Golkar yang akan jadi tempat labuhan baru Jokowi. Golkar disebut sebagai sebuah partai politik yang pernah identik dengan mantan penguasa Soeharto.


Dikatakan pula bahwa saat ini, Golkar meraih jumlah suara tertinggi kedua secara nasional. Ini berarti dukungannya di parlemen akan sangat penting bagi pemerintahan berikutnya.


"Pejabat partai, yang menolak disebutkan namanya dengan alasan sensitifnya masalah ini, mengatakan bahwa Jokowi berharap untuk melestarikan warisannya dengan memastikan proyek-proyek seperti Nusantara, ibu kota baru yang ia impikan, dapat diselesaikan di bawah kepemimpinan Prabowo -bahkan jika presiden mendatang memutuskan untuk menunda kemanjuannya," muat media Inggris itu. 


"Ia juga ingin terus memupuk dinasti politik dengan memastikan keluarganya, yang bersaing untuk mendapatkan berbagai peran pemerintahan di seluruh negeri, mendapatkan dukungan yang dibutuhkan," tambah laman tersebut.


"Ini jelas akan menjadi penyeimbang besar karena Golkar akan menjadi nomor dua atau bahkan nomor satu di parlemen," tulisnya mengutip analis risiko politik asing, Kevin O'Rourke.


Sayangnya tidak ada konfirmasi soal ini. Tapi, disebutkan bahwa aturan Golkar menyatakan bahwa seorang calon harus menjadi anggota partai selama lima tahun sebelum menjadi ketua, yang berarti saat ini Jokowi tidak memenuhi syarat.


"Namun kriteria tersebut tidak berlaku bagi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar," tulis Reuters lagi.


Kongres Golkar untuk memilih ketua baru dijadwalkan pada bulan Desember. Namun dua sumber mengatakan ada pembicaraan tentang penyelenggaraannya pada bulan April saat Jokowi masih menjadi presiden.


Sumber: CNBC

Penulis blog