DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung ikut merespon rencana PDIP bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) Ganjar-Mahfud, yang bakal menyiapkan saksi seorang kapolda untuk mengungkap kecurangan Pemilu 2024.
Menurut Rocky Gerung, kalau ada kapolda di situ artinya ada perencanaan yang berjalan terstruktur pasti berakibat sistematis, supaya terlihat seolah-olah tidak ada manipulasi.
Tetapi sifat masifnya itu menunjukkan juga bahwa kecurangan ada secara random.
"Nah secara random itu hanya mungkin terjadi kalau tidak ada intervensi dari kekuasaan, tetapi begitu ada intervensi kekuasaan orang akan menganggap yang random itu sistematis juga," katanya dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 12 Maret 2024.
"Jadi cukup dengan terstruktur dan sistematis, orang tahu bahwa akibatnya pasti kecurangan masif," sambungnya.
Mantan dosen UI itu lantaran mengatakan, kalau saksinya sampai tingkat kapolda, berarti ada perintah dari atasannya.
"Jadi ini yang kita maksud, memang terstruktur karena itu mesti dibongkar. Persembunyian dari yang terstruktur itu dimana? Ya pada jalur kekuasaan yang pasti," katanya.
Kemudian, hal itu diolah dengan cara yang betul-betul profesional dengan perintah yang tegas.
"Nah siapa yang punya komando perintah tegas dalam struktur kekuasaan? Ya polisi."
Intinya, menurut Rocky Gerung tetap dorong saja PDIP untuk masuk dalam pembuktian yang terstruktur itu.
"Tanpa terlalu fokus pada yang kuantitaif tapi fokus pada yang kualitatif, itu wilayah PDIP di Mahkamah Konstitusi. Tapi rakyat masih menunggu hal yang lebih mungkin untuk dibongkar, ya itu melalui hak angket," ujarnya.
Sumber: VIVA