POLITIK

PDIP Dilepas, Selangkah Lagi Jokowi Gabung Golkar, Airlangga: Kami Sudah Rapat Kok

DEMOCRAZY.ID
Maret 11, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
PDIP Dilepas, Selangkah Lagi Jokowi Gabung Golkar, Airlangga: Kami Sudah Rapat Kok

PDIP Dilepas, Selangkah Lagi Jokowi Gabung Golkar, Airlangga: Kami Sudah Rapat Kok


DEMOCRAZY.ID - Jika semua rancangan beres, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera masuk Partai Golkar.


Partai Golkar adalah tempat ternyaman buat Jokowi dan keluarga berlabuh setelah pensiun.


Apakah benar Jokowi segera gabung Partai Golkar?


Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Presiden Jokowi memang sudah rapat dengan partai yang dipimpinnya.


Hal tersebut disampaikan Airlangga ketika ditanya wartawan terkait isu Jokowi yang bakal merapat ke Golkar.


"Pak Jokowi dan Partai Golkar memang sudah rapat," kata Airlangga disambut tawa petinggi Partai Golkar lainnya saat konferensi pers usai rapat pleno bersama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan kader Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Minggu (10/3/2024).


Airlangga menjelaskan, kedekatan tersebut terlihat dari iklan-iklan partai yang identik dengan warna kuning itu bersama Jokowi.


Hal itu, kata Airlangga, menunjukkan bahwa Jokowi dekat sekaligus nyaman dengan Golkar.


"Karena sudah rapat, sudah beriringan, lihat saja iklan-iklan Partai Golkar bersama Pak Jokowi, sehingga tentu itu menunjukkan bahwa kedekatan Pak Jokowi dan kenyamanan Pak Jokowi dengan Partai Golkar," ucapnya.


Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.


Ia mengaku partai-nya cukup dekat dan memiliki hubungan baik dengan Jokowi karena konsisten sebagai pengusung dan pendukung presiden ketujuh RI itu.


"Bahkan kami juga sering dicanda-candain bahwa Partai Golkar ini lebih Pak Jokowi daripada partai politik yang lain," kata Doli seusai konferensi pers itu.


Lebih lanjut, Doli juga menuturkan bahwa Partai Golkar merupakan partai yang terbuka dan berusaha untuk menyatukan semua elemen bangsa.


"Jangankan seorang presiden, seorang rakyat biasa saja kalau mereka merasa aspirasinya sama, kepentingannya sama, perjuangannya sama, nilainya sama, dan ingin bergabung dengan Partai Golkar, satu anggota masyarakat saja kami sangat senang sekali, apalagi seorang presiden," ujarnya.


Terkait kabar bergabungnya Jokowi ke Golkar, Doli mengaku sangat senang apabila hal tersebut benar.


Tetapi, Doli enggan berspekulasi lebih jauh karena ia belum mendapatkan konfirmasi mengenai status Jokowi dengan PDIP.


"Kami juga kan sampai sekarang belum pernah mendapatkan informasi, mendapat konfirmasi bahwa beliau (Jokowi) itu sudah menyatakan keluar dari partai sebelumnya. Bahkan di beberapa kesempatan ‘kan juga pernah disebutkan bahwa beliau masih tetap sebagai kader PDI Perjuangan," kata dia.


"Nah, jadi kami kembalikan, berpulang kepada siapa saja, termasuk Pak Presiden. Kalau mau bergabung ke Partai Golkar, alhamdulillah," ucap Doli.


Menurutnya, bergabung atau tidaknya Jokowi ke Golkar bernilai politis, sehingga pembicaraan terkait hal tersebut lebih diketahui oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.


"Pembicaraan-pembicaraan-nya ‘kan pasti itu langsung dengan ketua umum. Jadi, yang paling tahu antara ketua umum, Pak Jokowi, dan Allah SWT," pungkasnya.


Pandangan Pengamat


Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai memang ada kans besar orang nomor satu di tanah air itu berlabuh ke Partai Golkar.


Berpindahnya Presiden Jokowi bisa dicermati, dari kapan Partai Golkar menggelar Musyawarah Nasional (Munas).


Presiden Jokowi juga disebut sering memberi sinyal akan berpindah haluan ke partai berlambang beringin itu. Menurut Ujang, pindahnya Presiden Jokowi bukan tanpa alasan.


Salah satunya, Golkar berpotensi menjadi kendaraan politik bagi Jokowi maupun Gibran di masa mendatang.


Namun, bagaimana akhirnya, menurut Ujang, ada dua skenario yang bisa terjadi.


Jika Golkar tetap menggelar Munas di bulan Desember, maka posisi Jokowi di Golkar akan dipengaruhi "restu" Presiden yang baru.


Sementara, jika Golkar memilih Munas Luar Biasa (Munaslub) lebih awal, maka besar kemungkinan Jokowi menjadi Ketua Umum.


Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, peluang Presiden Jokowi pindah ke Golkar sangat besar.


Sebab, kata Adi, dari sejumlah parpol pendukung Jokowi saat ini, Golkar yang paling memungkinkan menjadi kendaraan barunya.


“Golkar partai besar tempat paling nyaman untuk berlindung di kemudian hari setelah Jokowi tak lagi jadi Presiden,” kata Adi.


Sebabnya, pertama, Golkar merupakan partai politik tua dengan massa pendukung besar.


Pada Pemilu 2019 lalu, partai berlambangan pohon beringin itu mengantongi 17.229.789 suara nasional, terbanyak ketiga setelah PDIP dan Partai Gerindra.


Kedua, Golkar tak memiliki figur sentral. Dengan situasi tersebut, Jokowi bisa menjadi tokoh besar di partai.


Berbeda dengan Partai Gerindra, misalnya, sulit buat Jokowi bergabung lantaran partai berlambang garuda itu memiliki Prabowo Subianto, sang ketua umum, sebagai figur sentral.


“Kalau di Golkar, aura Jokowi masih terlihat kuat meski sudah tak lagi jadi Presiden, karena di Golkar sejauh ini tak ada figur sentral,” ujarnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog