DEMOCRAZY.ID - Kabar gembira bagi perempuan muslim karena Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kabarnya berencana akan mengembangkan hijab khusus bagi astronaut perempuan.
Rencana pengembangan hijab khusus astronaut itu bermula setelah Nora Al Matrooshi menjadi wanita Arab pertama yang menjadi astronaut dalam misi luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA).
Nora menjelaskan, pengembangan strategi tersebut memungkinkannya untuk menjaga rambutnya tetap tertutup saat mengenakan pakaian dan helm luar angkasa, yang secara resmi dikenal sebagai Extravehicular Mobility Unit atau EMU.
"Begitu Anda masuk ke dalam EMU, Anda mengenakan topi [komunikasi yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker], yang menutupi rambut Anda," kata Nora, mengutip AFP, Selasa (12/3).
Menurutnya, kendala muncul ketika Nora melepas jilbabnya yang biasa, sebelum ia mengenakan topi komunikasi.
Hal ini semakin rumit karena hanya bahan yang secara khusus diizinkan yang dapat dikenakan di dalam EMU.
"Para teknisi pakaian itu akhirnya menjahit hijab darurat untuk saya, sehingga saya bisa memakainya, masuk ke dalam pakaian, lalu mengenakan topi komunikasi, dan kemudian melepasnya dan rambut saya akan tertutupi. Jadi saya sangat, sangat menghargai mereka yang melakukan hal itu untuk saya," kata Nora.
Dengan pakaian yang telah disesuaikan, Nora yang berhijab siap meluncur ke luar angkasa bersama rekan-rekan astronaut lainnya.
Seperti diketahui, NASA berencana untuk mengembalikan manusia ke permukaan Bulan pada tahun 2026 untuk misi Artemis 3. Nora merupakan salah satu astronaut yang diproyeksikan terbang.
"Saya pikir menjadi seorang astronaut itu sulit, terlepas dari apa agama atau latar belakang Anda. Saya kira menjadi seorang Muslim tidak membuatnya lebih sulit. Namun, menjadi seorang Muslim membuat saya sadar akan kontribusi nenek moyang saya," kata Nora.
"Para cendekiawan dan ilmuwan Muslim yang datang sebelum saya yang mempelajari bintang-bintang. Saya menjadi seorang astronot hanyalah melanjutkan warisan dari apa yang telah mereka mulai ribuan tahun yang lalu," kata Nora.
Sebagai informasi, Nora menjadi wanita Arab pertama yang lulus pelatihan NASA untuk pergi ke Bulan. Sebelumnya, ia telah menjalani pelatihan sejak 2021 di Amerika Serikat.
Ia merupakan insinyur mesin yang pernah bekerja di industri minyak. Nora adalah salah satu dari dua kandidat astronot yang dipilih oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2021 untuk mengikuti program pelatihan dengan NASA.
Setelah menjalani pelatihan, termasuk latihan berjalan di luar angkasa, Nora dan rekannya sesama warga Emirat, Mohammad AlMulla, dan 10 orang lainnya di kelas pelatihan telah memenuhi syarat sebagai astronaut.
Kelompok yang dikenal sebagai "The Flies" ini telah memenuhi syarat untuk misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peluncuran Artemis ke Bulan dan, jika semuanya berjalan lancar, bahkan terbang ke Mars.
"Saya ingin mendorong umat manusia lebih jauh dari yang pernah ada sebelumnya. Saya ingin manusia kembali ke Bulan, dan saya ingin manusia melangkah lebih jauh dari Bulan," kata Nora.
"Dan saya ingin menjadi bagian dari perjalanan itu," imbuhnya.
Meski Nora adalah orang pertama yang lulus dari NASA, perempuan Arab lainnya sudah ada yang lebih dulu berpartisipasi dalam misi luar angkasa swasta, termasuk peneliti biomedis Arab Saudi, Rayyanah Barnawi, yang terbang dengan Axiom Space ke ISS tahun lalu.
Selain itu, ada juga insinyur Mesir-Lebanon, Sara Sabry, salah satu kru dalam penerbangan suborbital Blue Origin tahun 2022.
Sumber: CNBC