CATATAN POLITIK

'Menguasai Madura Berkat Jokowi & Khofifah'

DEMOCRAZY.ID
Maret 19, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Menguasai Madura Berkat Jokowi & Khofifah'
'Menguasai Madura Berkat Jokowi & Khofifah'


'Menguasai Madura Berkat Jokowi & Khofifah'


Kunci kemenangan Prabowo-Gibran di Madura: mengandalkan citra Khofifah, Jokowi, dan para tokoh agama. Ini membuat Ganjar-Mahfud kalah telak, hanya mendapat sekitar 9,4% suara. 


Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang di Madura. Dalam Pilpres 2024 ini mereka berhasil menggaet 1.317.614 atau 47,9% suara warga Pulau Garam itu. Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar hanya terpaut 101.418 suara dari Prabowo-Gibran. Sedangkan pasangan nomor urut paling buncit, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md kalah telak, hanya mendapat 271.185 suara. 


Kunci kemenangan Prabowo-Gibran, kata Boedi Prijo Soeprajitno, yakni mengandalkan Khofifah Indar Parawansa dan tokoh agama. Sebab, kata Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Timur itu, tradisi manut dawuhe kiai (mengikuti apa kata kiai) begitu kental di Madura.


“Kami lakukan penetrasi lebih rajin hingga ada migrasi ustaz dari sana (rival) ke kami. Para kiai itu menggaungkan program Prabowo-Gibran, orang mulai tertarik dan bersimpati. Begitu Ibu Khofifah mendeklarasikan bergabung pada Januari, kami menyebutnya Jawa Timur terkena ‘Khofifah effect’. Dia punya jaringan kuat dengan Muslimat NU dan para kiai,” jelas Budi kepada detikX Jumat lalu.


Menurut anggota Tim Hukum AMIN Sampang, Jakfar Faruk Abdillah, kemenangan AMIN di Pamekasan dan Sampang juga lantaran para ulama di sana turun langsung berkampanye. “Mengunjungi langsung santri-santri di desa, itu yang melawan dan mengalahkan politik uang,” ucapnya kepada detikX, Sabtu, 16 Maret 2024.


Prabowo-Gibran berhasil menguasai Bangkalan dan Sumenep. Anies-Muhaimin unggul di Sampang dan Pamekasan. Sedangkan Ganjar-Mahfud tak menang di satu kabupaten pun. Padahal partai pengusung utama mereka, PDI Perjuangan, dalam Pileg 2024 mendapatkan suara tertinggi di Madura, yakni 659.980 suara. 


Selain itu, PPP juga punya basis massa di Pamekasan. Jangan lupa, Mahfud Md lahir di Sampang dan rumah keluarganya ada di Pamekasan. Namun, Ganjar-Mahfud kalah telak di semua wilayah. Ganjar-Mahfud konon dipromosikan habis-habisan di Kabupaten Sumenep oleh caleg PDI Perjuangan sekaligus petahana, Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah.


“Dia (Said) tuh kayanya sudah pol-polan, ya. Setiap balihonya selalu ada gambar Ganjar-Mahfud. Berkali-kali mengadakan acara di Sumenep juga selalu endorse paslon. Saya pikir, politisi yang paling sering endorse Pak Ganjar ya dia. Usahanya terlihat keras, sehingga hasil di Madura itu memang mengagetkan,” tutur peneliti politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam kepada detikX, Kamis, 14 Maret 2024.


Menariknya pula, Said berhasil mengantongi 528.825 suara untuk bekal kembali ke Senayan, hampir dua kali lipat perolehan suara Ganjar-Mahfud. Di sisi lain, meski Prabowo-Gibran keluar sebagai pemenang, Partai Gerindra berada pada urutan ke-8 di Madura.


Dari kemenangan Said, Surokim menilai masyarakat Madura norok atau ikut memilih berdasarkan tokoh sebagai patron atau suri tauladan. Dalam hal ini, Said dipilih karena dianggap kompeten dan dermawan selama menjadi petahana. “Madura secara ideologis kan ‘hijau’ (Islami), kalau tidak PKB ya PPP. Tapi sekarang ada pergeseran dari ideologi ke tokoh. Sampang juga, misalnya, berubah-ubah, bisa yang menang Partai Demokrat atau NasDem, tergantung tokoh yang sedang kuat siapa,” ujarnya.


Bahwa ketokohan Said tak cukup mengatrol suara Ganjar-Mahfud, kata Surokim, bisa jadi karena tokoh-tokoh di Madura tersebar. Di setiap daerah ada patron yang menyokong paslon lain.


“Dari segi ketokohan, yang bergabung ke barisan 02 signifikan, seperti Khofifah (Indar Parawansa) dan Soekarwo (mantan gubernur Jatim). Mereka pasti tahu betul seluk-beluk Madura, punya resep menaklukkan madura. Di Sampang, Haji Idi (Slamat Junaidi/NasDem) cukup kuat. Di Bangkalan, setelah Yai Fuad (Fuad Amin/Gerindra) mangkat, patron terdistribusi ke level Gus, Lora, dan tokoh masyarakat lainnya,” jelas Surokim.


Kedekatan dengan Akar Rumput


Prabowo Subianto sudah berpengalaman mendulang suara di Madura. Tahun 2014, meski gagal terpilih jadi presiden, ia dan cawapresnya kala itu, Hatta Rajasa, mengalahkan Jokowi-Jusuf Kalla di keempat kabupaten di Madura: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Pemilu berikutnya pun ia mendominasi di pulau dengan ikon wisata Karapan Sapi itu. Pada 2019, Prabowo-Sandiaga Uno hanya kalah di Bangkalan dari Jokowi-Ma’ruf Amin.


“Pemilih Prabowo di Madura cukup tinggi. Hanya saja, ketika kami survei lagi di awal tahun pemilu ini, jumlah itu tersusun dari beberapa kelompok, ada yang loyal, ada yang sudah berbalik arah, ada yang masih mengambang,” ujar Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sampang, KH Muhammad bin Muafi Zaini alias Ra Mamak kepada detikX, Jumat.


Ra Mamak punya pendapat lain soal patron. Menurutnya, jumlah pemilih independen atau yang tidak mengikuti arahan patron meningkat. Untuk itu, yang ia lakukan ialah menjaga loyalis Prabowo sembari menarik hati pemilih baru alias gen Z. “Gen Z tahun ini excited dengan pemilu. Mereka menjadi game changer,” ujar Ra Mamak. Prabowo menggunakan influencer untuk membentuk citra gemoy yang menyasar sebagian anak muda di TikTok dan Instagram.


Meski begitu, Jakfar yang juga Korda Badan Koordinasi Saksi Madura Raya mengaku menyaksikan kegiatan Gibran di Bumi Sumekar kosong melompong. “Paling hanya 200 orang yang datang, padahal itu kampanye besar,” ucapnya, sembari mengklaim kegiatan AMIN selalu mendapat sambutan meriah.


Di kubu sebelah, Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sumenep, Qusyairi Zaini mengklaim tim pemenangannya sudah maksimal berkampanye door to door tetapi terkendala oleh rumor Mahfud anti ormas Islam.


“Sumenep itu di kalangan akar rumput banyak yang tidak kenal Pak Ganjar. Sementara Pak Mahfud diisukan membubarkan ormas islam seperti FPI. Di tanah kelahiran beliau sendiri ada tokoh yang tidak suka kepada beliau. Kami sebagai tim pemenangan 03 berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat, mendekati guru ngaji, menjelaskan bahwa kebijakan menutup ormas yang terindikasi menyebarkan paham radikal dan intoleran itu wajar, tidak bisa kemudian dianggap Pak Mahfud yang antipati,” terang Qusyairi pada detikX.


Namun, ia akui, selama kampanye Ganjar tidak turun sama sekali ke Madura. Sedangkan Mahfud hanya sekali pulang ke Madura pada November 2023. Saat itu Mahfud pulang ke Pamekasan untuk berziarah ke makam ayahnya, Mahmudin, dan menghadiri istigasah kebangsaan di GOR Ahmad Yani, Sumenep.


Barangkali ini sebabnya Mahfud dianggap belum bisa menyentuh pemilih Madura meskipun ia sendiri putra Madura. Selain frekuensi kunjungan yang kurang, sebagian warga resisten pada Mahfud terkait perannya sebagai Menkopolhukam mengumumkan pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Dulunya FPI tumbuh di Sampang dan Pamekasan. Menyusul pernyataan Mahfud, rumah keluarganya di Pamekasan bahkan didemo sekelompok orang pada Desember 2020.


Surokim juga menambahkan bahwa warga Nahdlatul Ulama (NU) di Madura secara politis cenderung lebih dekat dengan Sarekat Islam (SI), khususnya di wilayah Pamekasan dan Sampang. Artinya, tak serta merta menjalin kedekatan emosional dengan Mahfud yang NU tulen.


Jokowi Effect


Surokim menilai ada faktor di luar kualitas paslon dan tokoh yang tak kalah besar porsinya dalam menentukan kemenangan Prabowo-Gibran, yaitu dukungan Jokowi. “Secara nasional, yang dilawan tidak hanya Prabowo tetapi juga endorsement Jokowi. ‘Jokowi effect’ itu bisa mendegradasi peran tokoh lokal tadi. Apalagi kalau kita lihat di Jawa Timur, tingkat kepuasan kepada Jokowi 78 persen. Jokowi effect itu bisa masuk ke pemerintahan, ke aparat, wallahualam kita nggak tahu bergeraknya, serba silent. Seperti bau kentut, sulit dibuktikan siapa pelakunya tapi bisa dirasakan. Makanya agak sulit menyebut itu secara vulgar,” terang Surokim.


Jika melihat Kabupaten Bangkalan, ada benarnya secara data historis. Ra Mamak menyebut Bangkalan daerah yang punya kepatuhan terhadap pemerintah cukup tinggi. “Kecenderungan pemilih di sana ikut arus besar,” kata Ra Mamak.


Saat Prabowo menang di Bangkalan pada 2014, ia diusung, salah satunya, oleh Partai Demokrat, partainya SBY, presiden Indonesia keenam dan pemimpin saat itu. Sedangkan pada 2019, di Bangkalan ia kalah dari Jokowi yang saat itu presiden. Hari ini, combo pendukung Prabowo dan pendukung Jokowi memenangkan Prabowo di Bangkalan.


Sementara itu, apa yang Surokim enggan sebutkan secara vulgar, dinyatakan oleh Qusyairi sebagai faktor terbesar kekalahan Ganjar-Mahfud. “Kami itu mengumpulkan abang becak dan lain sebagainya hampir setiap hari. Kenapa kok kemudian kalah? Karena mendekati pemilu, terjadi situasi yang tidak baik, masyarakat mengalami intimidasi, bahkan orang-orang yang awalnya di barisan kami tiba-tiba berbalik arah karena ada tekanan,” ujarnya kepada detikX.


“Tekanan kepada kepala desa juga, sehingga masyarakat desa itu tidak mendukung paslon 03. Ditakut-takuti sehingga akhirnya sosok Pak Bupati terabaikan, sosok Pak Said terabaikan, sosok Pak Mahfud yang orang Madura juga terabaikan,” tambahnya.


Jakfar Faruk Abdillah menguatkan penuturan Qusyairi. “Mobil pick-up yang biasa mengangkut APK PDI-P, banner-nya Ganjar, bahkan di mobil itu ada gambarnya Ganjar, tiba-tiba ketahuan ngangkut kaosnya Prabowo-Gibran. Ada relawan kami yang menyaksikan. Sayang waktu itu nggak diambil fotonya,” kata Jakfar.


Selain itu, Jakfar juga menyebut tentang petugas KPPS yang resign karena diduga dipaksa mengubah suara di Kecamatan Pragaan. Ia juga menyebutkan politik uang sebagai upaya pemenangan paslon diduga masif hingga menjangkau wilayah kepulauan.


“Sumber kami menyatakan uang yang masuk ke daerah-daerah itu jumlahnya besar sekali, triliunan. Sampai pulau-pulau kecil kaya Saseel, Sakala. Sampai ke Kepulauan Kangean, ke Sapeken, Arjasa, Paliat, masuk itu ke sana,” ucapnya.


Budi Prijo menepis tuduhan-tuduhan ini. “Dari awal kami sudah diwanti untuk kampanye riang gembira, tidak menjelek-jelekkan, tidak mencurigai. KPU yang kompeten menilai. Kita lihat hasilnya,” jawabnya.


Sumber: DetikX

Penulis blog