DEMOCRAZY.ID - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto memang lebih unggul dibandingkan dua paslon lainnya pada Pilpres 2024.
Keberhasilan Menteri Pertahanan ini disebut-sebut karena dukungan besar dari Joko Widodo (Jokowi).
Sejumlah gelagat diperlihatkan Jokowi guna mendukung, diantanya memastikan akan cawe-cawe dalam Pilpres, sekaligus membiarkan sang anak sulung, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto.
'Dukungan' besar ini sangat memperngaruhi kemenangan Prabowo yang telah tiga kali mengikuti Pilpres namun selalu kalah. Dua periode terakhir kekalahan Prabowo ialah menghadapi sosok Jokowi.
Kekinian keduanya 'bersahabat'. Lalu bagaimana loyalitas Prabowo setelah menjadi Presiden nantinya? Apakah ia masih akan loyal dan setia penuh pada sahabat yang pernah menjadi lawan politiknya tersebut?
Apakah kemungkinan akan putus di tengah jalan?
Sebuah akun di Twitter @TXT dari Masa Lalu, menulis utas yang menjadi kemungkinan atau prediksi akan kedekatan Prabowo dan Jokowi saat ini? Hubungan keduanya diprediksi akan lebih mudah putus di tengah jalan.
Berikut barisan utasnya yang kemudian ramai dikomentari dan dibagikan ulang oleh netizen di aplikasi X tersebut.
"Mungkinkah Prabowo akn Mengingkari Jokowi? Kemenangan Prabowo memang sejatinya adalah kemenangan dinasti Jokowi. tanpa Jokowi, Prabowo mungkin akan kalah untuk kali ketiga. Lantas setelah menang, mungkinkah Prabowo akan takluk begitu sj kpd Jokowi? Rasanya tidak!"
"Dua kali kalah dalam Pemilu cukup menjadi pelajaran berharga untuk Prabowo. Ia tak bisa tanding dengan strategi lama. Konstituen yg membelanya juga kemungkinan akan membelot pada calon-calon baru.
"bisnisnya carut marut dan masuk kabinet bersama Jokowi dengan tingkat kepuasan publik yang besar menjadi pilihan yang menjanjikan. Prabowo meninggalkan pemilihnya untuk tidak lagi berseberangan dengan Jokowi."
"Risiko ini sebanding atau mungkin lebih karena ia akan mendapat pundi dukungan baru dari sisi Jokowi. Ia tidak perlu khawatir, dan tidak perlu lagi menjual komoditas Islam dimana ia sebetulnya lebih nasionalis daripada Islamis"
"Dampaknya memang siginifikan. Sangat signifikan. Pelan tapi pasti relawan dan elit pendukung Jokowi yg sebelumnya melawannya berbalik arah merapat. Budiman, PSI, Projo, sempalan PDIP yg mendukung Jokowi, bahkan koalisi besar didapat ketika ia didampingi langsung oleh puteranya"
"Dukungan sebesar ini ia dapat tanpa perlu repot mengemas citra Islam seperti sebelumnya. Konsultannya juga berhasil memberikan gaya baru meniru kampanye di Filipina menjadi seorang yang emosional namun positif (branding gemoy, penyuka kucing, dan pandai berjoget)"
"New Prabowo akhirnya tampil dipublik dengan lebih meyakinkan. Kemudian dimana ia akan ingkar setelah mendapat dukungan yang begitu besar?"
"Salil Tripathi dalam tulisannya di Foreign Policy (FP) berjudul 'How Will Prabowo Lead Indonesia?', mengungkap sebuah potensi hubungan antara Prabowo dan Jokowi bisa putus di tengah jalan."
"Salil Tripathi dalam tulisannya di Foreign Policy (FP) berjudul 'How Will Prabowo Lead Indonesia?', mengungkap sebuah potensi hubungan antara Prabowo dan Jokowi bisa putus di tengah jalan."
"Terpilihnya Prabowo setidaknya lewat hasil QC perlahan akan membuat kuasa Jokowi mulai pudar. Ketika tren kepuasan mulai menurun lewat isu pemilu dan kenaikan harga beras, di sanalah celah Prabowo keluar dari bayang-bayang Jokowi"
Mungkinkah Prabowo akn Mengingkari Jokowi?
— TXT Dari Masa Lalu (@txtdrmasalalu) March 6, 2024
Kemenangan Prabowo memang sejatinya adalah kemenangan dinasti Jokowi. tanpa Jokowi, Prabowo mungkin akan kalah untuk kali ketiga. Lantas setelah menang, mungkinkah Prabowo akan takluk begitu sj kpd Jokowi? Rasanya tidak!
Sebuah utas. pic.twitter.com/3W1lnCSipd
Sumber: Suara