DEMOCRAZY.ID - Media asing kembali menyoroti Prabowo Subianto. Ini terkait kemungkinan Sri Mulyani, menteri keuangan saat ini, yang tak akan bergabung ke kabinet Prabowo.
Hal ini disebut menimbulkan kekhawatiran sejumlah investor dan ekonom. Perlu diketahui Prabowo unggul dalam sejumlah hitung cepat (quick count) dan juga real count KPU meski pengumuman resmi belum diberikan namun sejumlah pemimpin negara sahabat, sudah memberi selamat.
"Kemungkinan menteri keuangan Indonesia yang disegani tidak akan menjadi bagian dari kabinet baru di bawah pemimpin baru, Prabowo Subianto, mengkhawatirkan investor dan ekonom," muat media Jepang Nikkei Asia, dalam artikel berjudul 'Prabowo's call on Indonesia's finance chief worries investors' yang diterbitkan Jumat (8/3/2024).
"Pembicaraan sudah memanas mengenai siapa yang akan memegang jabatan penting di kabinet Prabowo," tegasnya.
Dikatakan media tersebut, beberapa janji pemilu Prabowo sangat "ambisius" dan "telah menimbulkan kekhawatiran fiskal".
"Lembaga pemeringkat kredit mengatakan Indonesia berisiko menghabiskan anggarannya jika Prabowo memenuhi janjinya untuk memberikan makan siang gratis di sekolah kepada hampir 80 juta anak dan lebih dari 4 juta ibu hamil setiap tahunnya. Program ini diperkirakan menelan biaya US$29 miliar per tahun," muatnya.
Namun dikatakan pula Prabowo sudah mengatakan hal tersebut tak akan jadi masalah. Walau rasio utang RI terhadap PDB akan mencapai 50%, naik dari hampir 40%.
"Indrawati dilaporkan tidak setuju dengan Prabowo dalam berbagai masalah, mulai dari pengadaan peralatan militer hingga kesejahteraan sosial. Perselisihan yang semakin meningkat di antara mereka menjelang pemilu tanggal 14 Februari bahkan telah memicu spekulasi bahwa ia akan mengundurkan diri lebih awal karena Jokowi meningkatkan dukungan terhadap Prabowo melalui serangkaian kebijakan populis," muat media tersebut lagi, menyebut nama belakang Sri Mulyani.
Sejumlah pandangan pengamat juga diberikan. Salah satunya analis lokal dari Global Counsel.
Media itu juga memasukan pernyataan pengamat Jepang. Bagaimana ini akan bereaksi ke pasar modal Jepang.
"Harue Shimato, kepala ekonom di Mitsui & Co. Global Strategic Studies Institute, mengatakan pasar modal Jepang juga memandang kemungkinan ketidakhadiran Indrawati dari kabinet sebagai hal yang negatif karena dapat menyebabkan kekacauan keuangan di Indonesia," katanya.
"Mengingat reformasi yang dilakukan Indrawati untuk membersihkan Kementerian Keuangan, termasuk kantor pajak dan bea cukai, kepergiannya dari kabinet dapat memicu kekhawatiran bahwa korupsi akan kembali ke kementerian, yang dapat menyebabkan destabilisasi fiskal," tambahnya.
Walau begitu, Nikkei tetap memasukkan penegasan Prabowo. Bahwa manajemen ekonomi dan fiskal yang baik dan hati-hati telah membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang solid dan menjaga inflasi tetap rendah di tengah tantangan ekonomi global.
"Kami bertekad untuk mempertahankan lintasan ini," tulisnya mengutip pernyataa Prabowo.
Sumber: CNBC