POLITIK

Peneliti BRIN Lili Romli: Suara PSI Naik Signifikan Bukan Sekedar Anomali, Ada Kekuatan Tertentu

DEMOCRAZY.ID
Maret 04, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Peneliti BRIN Lili Romli: Suara PSI Naik Signifikan Bukan Sekedar Anomali, Ada Kekuatan Tertentu

Peneliti BRIN Lili Romi: Suara PSI Naik Signifikan Bukan Sekedar Anomali, Ada Kekuatan Tertentu


DEMOCRAZY.ID - Menyikapi kenaikan signifikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam perhitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), menimbulkan kecurigaan dari beberapa pihak terkait kemungkinan adanya indikasi kecurangan atau penggelembungan suara dari partai lain. 


Meskipun sejumlah pakar telah meramalkan penurunan suara bagi semua partai, namun PSI justru mencatat pertumbuhan yang mencolok.


Salah satunya Lili Romli dari BRIN ungkap suara PSI naik signifikan bukan sekedar anomali dan menyinggung ada kekuatan tertentu ikut berperan.


Menurut data real count yang dirilis oleh KPU, perolehan suara PSI tetap stabil di angka 3.13 persen atau setara dengan 2.403.367 suara. 


Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan karena hasil quick count (QC) menunjukkan angka yang berbeda, menciptakan kecurigaan akan adanya manipulasi suara atau penggunaan suara tidak sah yang kemudian diatribusikan kepada PSI.


Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang juga seorang pengamat politik, Profesor Lili Romli menyoroti fenomena ini dengan menyatakan, hal itu bukan hanya sekedar anomali.


"Tetapi bisa jadi ada kekuatan tertentu yang sengaja melakukannya untuk mengerek agar PSI masuk parlemen," katanya saat dihubungi, Senin 4 Maret 2024.


Lebih lanjut, Profesor Lili mengungkapkan kecurigaannya terhadap perbedaan hasil antara quick count dan real count.


"Kecurigaan ini perlu ditelusuri oleh Bawaslu untuk mencari sumber atas dugaan kecurangan itu,"ucapnya.


Perbedaan signifikan antara hasil quick count dan real count menimbulkan kebingungan di kalangan publik yang kemudian muncul pertanyaan mengenai kebenaran dari masing-masing hasil tersebut. 


Hal ini menyoroti pentingnya peran lembaga survei, Bawaslu, KPU, serta pemantau pemilu dalam memastikan integritas dan transparansi proses demokrasi.


"Jadi publik juga bertanya-tanya, ini siapa yang benar atau yang salah, hasil QC, yakni lembaga survei, atau RC, yaitu KPU," jelasnya.


Dalam konteks ini, fenomena kenaikan tiba-tiba suara PSI menjadi sorotan bagi semua pihak. 


Bukan hanya tanggung jawab KPU dan Bawaslu, tetapi juga tanggung jawab lembaga survei, pemantau pemilu, dan masyarakat umum untuk memastikan integritas pemilu yang adil dan transparan.


"Untuk itu saya kira fenomena suara PSI yang tiba tiba melonjak jauh itu harus menjadi perhatian dari semua pihak, bukan hanya KPU dan Bawaslu, tapi juga lembaga lembaga survei itu sendiri, pemantau pemilu dan publik," tutupnya.


Sumber: Disway

Penulis blog