DEMOCRAZY.ID - Terlahir sebagai tunanetra tak menjadi penghalang bagi Pria Asmara Dewa (18) untuk peduli kepada sesama.
Kepedulian Pria kepada sesama penyandang tunanetra diwujudkan dengan mengabdikan diri sebagai pengajar Al Quran braile.
Sudah dua tahun ini remaja kelas XII di salah satu SMA di Surabaya itu mengajar Al Quran braile.
Terhitung seminggu tiga kali, Pria mengajar Al Quran braile di sebuah lembaga mengaji.
"Dia ngajar Al Quran braile seminggu tiga kali, ada beberapa tempat dia ngajar," ujar Nuning Indra Susanti, sang ibunda, saat ditemui Basra belum lama ini.
Ingin anak-anak penyandang tunanetra juga bisa mengaji seperti dirinya, menjadi motivasi Pria mengajar Al Quran braile.
Pria sendiri disebut Nuning sudah mahir membaca Al Quran braile sejak masih berusia 10 tahun.
"Sejak kecil dia sudah bisa ngaji braile, nah dia itu pengen anak-anak tunanetra seperti dirinya juga bisa ngaji makanya dia mau ngajar Al Quran braile," terang Nuning.
Hebatnya, kegigihan Pria dalam mengajar Al Quran braile berbuah manis.
Pada pertengahan Februari 2024, remaja yatim ini meraih Duke of Edinburgh’s International Award, sebuah penghargaan yang diberikan Kerajaan Inggris kepada para pemuda atas aksi sosialnya.
"Alhamdulillah dapat pin penghargaan itu, Pria jadi makin termotivasi untuk peduli kepada penyandang tuna netra," tukas Nuning.
Kepedulian Pria pada sesama juga ingin diwujudkan melalui cita-citanya. Pria disebutkan Nuning ingin menjadi seorang ustaz.
"Dia selalu bilang ingin jadi ustaz, ingin ngajar ilmu agama. Makanya nanti dia kuliah mau ambil jurusan pendidikan ilmu agama Islam untuk mewujudkan cita-citanya," kata Nuning.
Nuning menuturkan, selain piawai mengaji, putra sulungnya itu juga gemar bernyanyi. Bahkan penghargaan di tingkat kota pernah diraih Pria saat mengikuti lomba menyanyi.
"Dari kecil dia suka nyanyi, nggak ada yang ngajari dan nggak les vokal juga, ya dia belajar nyanyi sendiri. Akhirnya saya ikutkan lomba menyanyi tingkat kota dan Alhamdulillah dapat juara dua," ungkap Nuning bangga.
Kini Pria tengah tertarik belajar alat musik bass. Di tengah kesibukannya sekolah dan mengajar Al Quran braile, Pria menyempatkan diri belajar alat musik bass.
"Pria itu kalau belajar apa-apa pasti cepat nangkap, belajar bass saja belum lama baru hitungan bulan tapi sekarang sudah beberapa kali tampil main bass," terang perempuan berhijab ini.
Nuning mengaku selalu mendukung apa yang menjadi keinginan sang putra. Ini sekaligus untuk menebus rasa bersalah Nuning pada Pria.
Nuning merasa kondisi keterbatasan yang dialami Pria tak terlepas dari kebiasaan dirinya yang kurang menjaga asupan makanan saat mengandung Pria.
"Mungkin ada salah saya juga sehingga Pria terlahir dengan kondisi yang tidak sama dengan yang lain. Kalau ingat itu kadang saya masih suka sedih," kenang Nuning.
Sumber: Kumparan