DEMOCRAZY.ID - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) bicara tentang tantangan pemerintahan ke depan.
Secara khusus ia bicara tentang beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang semakin berat.
Pertama JK menyoroti utang pemerintah yang semakin tinggi. Per 31 Januari 2024, totalnya sudah tembus Rp 8.253,09 triliun.
"Kita menghadapi tantangan, kita banyak utang lebih Rp 8.000 triliun, utang BUMN kurang lebih Rp 3.000-4.000 triliun, jadi Rp 11.000-12.000 triliun. Belum bunganya, cicilannya," kata JK dalam acara Election Talks #4 di Universitas Indonesia, Kamis (7/3/2024) kemarin.
Kemudian ditambah dengan program-program yang butuh pendanaan besar.
Selain subsidi BBM dan listrik, JK juga menyinggung program makan siang gratis yang diusung calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Belum lagi subsidi BBM, subsidi listrik. Belum lagi bansos Rp 500 triliun, belum lagi makan siang (gratis) Rp 400 triliun, belum lagi untuk pendidikan 20%," ucapnya.
Berbagai angka pengeluaran itu, kata JK, jauh lebih besar dibandingkan penerimaan negaranya.
Tambahan beban pengeluaran itu menurutnya yang akan menanggung adalah rakyat juga.
"Kalau ditotal ini bisa Rp 4.000 triliun, pendapatan negara cuma Rp 2.800 triliun. Kita defisit Rp 1.000-an triliun. Siapa yang bayar itu? Ya kita semuanya bersama-sama," ucapnya.
Menurutnya, pemerintahan yang baru harus punya keberanian dan ketegasan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
"Kalau dia kacau pemerintahan yang akan datang, maka semuanya akan kena. Jadi semua akan sulit," sambung JK.
Sumber: Detik