POLITIK

Irma NasDem vs PDIP soal Sindiran 'Kalah Baru Jadi Wong Cilik'

DEMOCRAZY.ID
Maret 09, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Irma NasDem vs PDIP soal Sindiran 'Kalah Baru Jadi Wong Cilik'

Irma NasDem vs PDIP soal Sindiran 'Kalah Baru Jadi Wong Cilik'


DEMOCRAZY.ID - Sindiran pedas datang dari politisi NasDem Irma Suryani Chaniago. Irma mencibir PDIP yang diam seperti kura-kura saat menang tapi jadi partai wong cilik ketika kalah. Politisi PDIP Guntur Romli menilai Irma nyinyir tanpa dasar.


Pernyataan Irma Suryani diutarakan dalam acara Election Talk yang diselenggarakan FISIP Universitas Indonesia, pada Kamis (7/3/2024) lalu. 


Mulanya, Irma menyebut PDIP bagus saat menjadi oposisi. Namun, menurut Irma, PDIP kurang bagus saat menjadi pemenang pilpres.


"PDIP, PDIP nih bagusnya jadi oposisi dia bagus. Tapi ketika dia menang dia nggak bagus," ucap Irma.


Berbicara di forum bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Irma menilai PDIP diam seperti kura-kura yang jika berada di dalam pemerintahan.


"Karena ketika dia menang dia diam seperti kura-kura," ucapnya.


Namun, jika kalah, Irma menilai PDIP akan langsung berubah menjadi wong cilik.


"Tapi ketika dia kalah baru dia menjadi betul-betul menjadi wong cilik itu pendapat saya," imbuhnya.


Balasan PDIP


Politisi PDIP Guntur Romli pun membalas pernyataan Irma itu. Guntur Romli pun menilai Irma nyinyir tanpa dasar.


"Itu kan pernyataan yang nyinyir tanpa dasar," kata Guntur Romli saat dihubungi, Jumat (8/3).


Guntur mengatakan PDIP tetap menjadi partai wong cilik bahkan saat menang. 


Dia mengungkit program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang peduli pada wong cilik juga merupakan program-program PDIP.


"Karena program-program pemeritahan Pak Jokowi yang peduli pada orang-orang kecil itu kan sebenarnya program PDI Perjuangan yang pro wong cilik, bagaimana mau disebut diam seperti kura-kura waktu menang?" ucapnya.


Lebih lanjut, Guntur menyebut pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 juga menjadi dasar PDIP. Menurutnya, itu juga diimplementasikan oleh Jokowi.


"Ada pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945. Tidak boleh ada kemiskinan di Indonesia yang merdeka. Itulah diimplementasikan di program-program pemerintahan Jokowi yang pro orang-orang miskin agar tidak ada lagi kemiskinan melalui bansos, PKH, BLT, dll," ujar dia.


Selain Guntur Romli, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno juga memberi respons. Dia berterima kasih kepada Irma karena diingatkan agar tidak lupa saat berkuasa.


"Irma dulu bareng kami menjadi bagian dari barisan perlawanan tersebut. Sampai kapan pun dia tetap sahabat kami, di dalam maupun di luar barisan. Tujuan pernyataannya baik. Kami diingatkan pada fenomena 'kuasa membawa lupa' (kuoso nggendong lali)," ujar dia.


"Tapi Irma tahu, kami juga terus-menerus tegak bergerak di garis konstitusi. Termasuk 'risiko badai' yang sekarang sedang kami hadapi," lanjut dia.


Sumber: Detik

Penulis blog