POLITIK

Anomali Suara PSI, Indikator: Munculkan Kecurigaan, Maksimal Hanya Bisa 3,19%

DEMOCRAZY.ID
Maret 06, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Anomali Suara PSI, Indikator: Munculkan Kecurigaan, Maksimal Hanya Bisa 3,19%

Anomali Suara PSI, Indikator: Munculkan Kecurigaan, Maksimal Hanya Bisa 3,19%


DEMOCRAZY.ID - Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim, menilai memang ada anomali pergerakan suara PSI di Sirekap KPU beberapa hari terakhir. Menurutnya, pergerakan suaranya tak wajar.


Suara "Partai Jokowi" ini sempat menyentuh di angka 3,12-3,13 persen di Sirekap hingga Selasa (5/3). 


Berdasarkan quick count Indikator, dengan margin of error 1 persen, PSI maksimal hanya bisa mendapat 3,19 persen.


"Batas atasnya 3,19 persen. Sebenarnya masih rentang margin of error apalagi belum 100 persen data masuk. Ini masih bisa naik turun suara PSI. Cuma kalau dikatakan anomali iya karena dalam beberapa hari hanya 2-3 persen suara masuk itu terkonsentrasi di PSI mungkin dengan Gelora. Jadi menimbulkan kecurigaan juga hal yang wajar," kata Kennedy pada Rabu (6/3).


Menurut Kennedy, kenaikan PSI yang tiba-tiba ini perlu ditelusuri. Sebab, bila mengacu ke pemilu sebelumnya, suara parpol akan stabil bila data masuk sudah di atas 50 persen. 


Sementara untuk PSI di situs KPU, 3 hari belakangan, naik lebih dari 0,5 persen, dari rentang 2,6 persen menjadi 3,1 persen. 


"Lonjakan suara PSI ini memang sedikit anomali, itu pun secara teori masih dimungkinkan. Kalau kita lihat data baru 3 persen masuk itu sebagian besar dari daerah basis atau kota besar. Di mana PSI memang basis suaranya di situ, itu memungkinkan," katanya.


"Meskipun very unlikely, ya. Maksudnya karena kalau misalnya di pengalaman quick count begitu suara di atas 50 persen itu biasanya tergantung sebaran suara masuk. Kalau sebaran suara masuk sudah merata, grafik suara sudah stabil. Naik turunnya itu sudah enggak ekstrem," sambungnya.


Tak Akan Sampai Tembus PT 4 Persen


Kennedy menambahkan, berdasarkan metode quick count, suara PSI tidak akan menembus parliamentary threshold (ambang batas parlemen) empat persen. 


Hal ini juga menjawab isu yang ramai dibicarakan publik bahwa PSI bisa masuk Senayan bila ada "bantuan pihak tertentu". 


"Suara PSI 3,5 persen pun itu sudah di luar margin of error quick count kita. Jadi harus dicek, ada error di mana. Harus dicek C1-nya," kata Kennedy.


Kata dia, dalam quick count pileg-pileg sebelumnya, hasil KPU tidak akan di luar margin of error. Oleh karenanya, ia menunggu rekapitulasi suara manual selesai.


"Belum pernah terjadi sebelumnya di 3 pengalaman sebelumnya. Ini kan belum selesai perhitungan, tapi terlalu cepat ambil kesimpulan bahwa suara PSI di luar margin of error," ujarnya.


Menurutnya, ilmu quick count bisa dipertanggungjawabkan ke publik. Sehingga Indikator yakin dengan hasilnya.


"Kita bisa mempertanggungjawabkan, ilmu quick count sudah ajeg, ada hitungan statistiknya. Dua pemilu terakhir pun enggak ada permasalahan cukup berarti, masih aman, suara suara partai masih dalam rentang margin of error," bebernya.


Sumber: Kumparan

Penulis blog