DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mengatakan masyarakat Indonesia yang notabene merupakan pemilik negerinya sendiri tidak boleh dikalahkan oleh satu keluarga Presiden Joko Widodo yang berisi 5 orang. Hal tersebut Ikrar sampaikan melalui acara bertajuk 'Omon-omon Soal Oposisi', seperti dikutip Minggu (10/3/2024). "Yang jelas tadi yang dikatakan Eep, masa kita pemilik negeri ini, pemilik kedaulatan rakyat, bukan anak kos dari negeri ini, masa dikalahkan oleh 1 keluarga yang jumlahnya 5 orang itu? Jadi ini yang berkali-kali saya katakan sampai seperti kaset rusak gitu kan," ujar Ikrar. Diketahui, keluarga Presiden Jokowi berisi 5 orang, yakni Jokowi, Iriana, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep, kerap diidentikkan dengan dinasti. Gibran merupakan Wali Kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2, Kaesang menjabat Ketua Umum PSI, sedangkan suami Kahiyang, Bobby Nasution Wali Kota Medan. Ikrar meminta publik tidak kaget jika Indonesia te
Ikrar Nusa Bhakti: Masa Kita Pemilik Negeri Dikalahkan 1 Keluarga Yang Isinya 5 Orang Itu?
Maret 11, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mengatakan masyarakat Indonesia yang notabene merupakan pemilik negerinya sendiri tidak boleh dikalahkan oleh satu keluarga Presiden Joko Widodo yang berisi 5 orang. Hal tersebut Ikrar sampaikan melalui acara bertajuk 'Omon-omon Soal Oposisi', seperti dikutip Minggu (10/3/2024). "Yang jelas tadi yang dikatakan Eep, masa kita pemilik negeri ini, pemilik kedaulatan rakyat, bukan anak kos dari negeri ini, masa dikalahkan oleh 1 keluarga yang jumlahnya 5 orang itu? Jadi ini yang berkali-kali saya katakan sampai seperti kaset rusak gitu kan," ujar Ikrar. Diketahui, keluarga Presiden Jokowi berisi 5 orang, yakni Jokowi, Iriana, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep, kerap diidentikkan dengan dinasti. Gibran merupakan Wali Kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2, Kaesang menjabat Ketua Umum PSI, sedangkan suami Kahiyang, Bobby Nasution Wali Kota Medan. Ikrar meminta publik tidak kaget jika Indonesia te