DEMOCRAZY.ID - Pihak dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia telah memberikan konfirmasi perihal temuan NASA mengenai penyusutan hutan di IKN.
Sebelumnya sempat beredar kabar soal penyusutan hutan dan deforestasi yang terjadi di IKN.
Uli Arta Siagian dari Walhi Indonesia, menilai pembangunan pembangkit listrik untuk IKN akan berdampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara diperkirakan menjadi yang paling terdampak, dengan kerusakan yang kemungkinan akan merambah ke wilayah lain di sekitaran IKN.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur mega proyek cenderung memicu eksploitasi material untuk membangun Ibu Kota Nusantara.
Dikatakan seperti eksploitasi batu dan semen yang meningkat.
Dia juga memperkirakan adanya pembangunan fasilitas pembangkit listrik baru untuk memenuhi kebutuhan energi di Ibu Kota Nusantara.
Seperti yang terjadi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kayan di Kalimantan Utara pada tahun 2019.
Akan tetapi, Staf Khusus dan Juru Bicara Otorita IKN, Troy Pantouw, membantah klaim adanya deforestasi di hutan Kalimantan akibat pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Menurutnya, klaim tersebut tidak benar, dan yang sebenarnya dilakukan oleh pihaknya adalah program reforestasi.
Troy menegaskan bahwa tidak ada tindakan deforestasi yang terjadi sebagai dampak dari pembangunan Kalimantan Timur itu.
Mereka berkomitmen untuk menghutankan kembali lahan yang telah terganggu.
Sebagai informasi, daya listrik Ibu Kota Nusantara dikabarkan akan beroperasi memakai Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS.
Jumlah PLTS yang digunakan yakni sebesar 21.600 tenaga panel surya.
Sumber: AyoBandung