CATATAN POLITIK

'Hari-Hari Hitung Suara Anies-Muhaimin'

DEMOCRAZY.ID
Maret 11, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
'Hari-Hari Hitung Suara Anies-Muhaimin'
'Hari-Hari Hitung Suara Anies-Muhaimin'


'Hari-Hari Hitung Suara Anies-Muhaimin'


Hari-hari seusai pencoblosan Pilpres 2024 terbilang lengang dan sejuk. Salah satu kandidat capres, Anies Baswedan, tampak mengisi waktu senggangnya pada Minggu, 3 Maret 2024, dengan kondangan. Ia menghadiri pernikahan Fatimah dan Ravi, warga Kampung Akuarium, yang perdana menggunakan gedung serbaguna di kampung susunnya untuk resepsi. Kampung susun yang meraih penghargaan tertinggi Asia-Pacific Housing Innovation Award itu buah upaya kolektif koperasi warga dengan tiga LSM dan Pemprov DKI Jakarta.


Sedangkan cawapresnya, Muhaimin Iskandar, Minggu kemarin jalan kaki dalam car free day di Bundaran HI. Di akun Instagram dan Twitter pribadinya, ia membagikan foto dan video bersama pengurus DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), swafoto dengan pemilihnya dari kalangan anak muda, serta tidak sengaja berjumpa dengan Menlu Retno Marsudi yang sedang lari. Cak Imin juga mengirim cuitan, “Jalan pagi di CFD bersama inisiator hak angket pemilu Luluk Nur Hamidah.”


Kepada detikX, juru bicara Timnas AMIN, Geisz Chalifah, menuturkan baik Anies maupun Muhaimin menjaga semangat para pendukungnya dengan sikap santai. Mereka juga intens berkomunikasi satu sama lain. Sesekali juga bertemu dengan tim hukum nasional untuk membahas langkah pengajuan sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi.


“Yang saya tahu dia menjaga semangat relawan. Dia banyak di Diponegoro 10 kok (markas Timnas AMIN). Kalau nggak salah, dari Senin sampai Rabu, dari siang sampai sore menemui para relawan,” ujar Geisz kepada detikX, Minggu, 10 Maret 2024.


Anies, seusai salat Jumat di Masjid Agung Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, pada 8 Maret, mengatakan kerap melakukan pertemuan dengan berbagai pihak membahas temuan-temuan pada Pilpres 2024. "Banyak pertemuan-pertemuan. Bahkan pertemuan dengan tim hukum itu rutin, kemarin ada pertemuan, hari ini juga ada pertemuan. Banyak sebetulnya kegiatan persiapan untuk kita me-review apa saja temuan di lapangan. Itu berjalan terus," terang Anies.


Pekan lalu, pada 2 Maret, Anies Baswedan membuka pendoponya di Lebak Bulus untuk para relawan muda AMIN, seperti komunitas Ubah Bareng, Seniman Bersatu, Aniesbubble, Olppaemi, dan Kawan TikTok. Sebagian relawan itu mengunggah momen tersebut ke Instagram dan TikTok dan menamainya ‘Sabtu bersama Abah’.


Dalam suasana lesehan, lengkap dengan layar proyektor dan presentasi yang sudah disiapkan, para relawan membagikan pengalamannya dan kilas balik kisah-kisah selama memperjuangkan pasangan AMIN. Anies pun balas mengapresiasi kerja para relawannya.


“Ini adalah sebuah perjuangan yang kita semua menjalani dengan rasa syukur, rasa bangga. Tadi semuanya bilang, apa pun yang dirasakan, ada rasa bangga, ada rasa syukur, tidak ada sedikit pun yang harus disembunyikan atau dihindari untuk diceritakan. Tidak ada transaksi rupiah di sini. Yang ada adalah transaksi idealisme dan keikhlasan,” ucap Anies.


Empat hari menyusul, silaturahmi dengan format sama juga dilakukan di kediaman Cak Imin dengan relawan, di antaranya Ubah Bareng dan Amin Muda. “Ya Allah, berikan kekuatan kami yang hadir untuk tetap istikamah di jalan kebenaran, istikamah di jalan perubahan,” demikian doa Cak Imin menutup temu relawan Rabu lalu.


Pada 1 Maret, pasangan capres dan cawapres itu juga terpantau Jumatan bersama di Masjid Nurul Huda di kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara. Lokasi itu jaraknya beberapa ratus meter dari Jakarta International Stadium (JIS), venue kampanye akbar terakhir AMIN pada 10 Februari lalu.


Kepada warga setempat, Anies dan Cak Imin menyampaikan terima kasih karena telah menjadi tuan rumah dadakan bagi puluhan ribu pendukung AMIN yang hadir dari berbagai daerah kala itu. “Ketika hujan kami dibukakan pintu, berteduh di dalam rumah, disiapkan makan, disambut seperti tamu sendiri. Mereka yang datang dari berbagai tempat merasakan kehangatan dan persaudaraan,” ujarnya.


Soal langkah konkret seputar hak angket dan sengketa pemilu, Geisz Chalifah menyatakan belum ada arahan khusus dari Anies maupun Muhaimin. “Ya, setelah KPU mengumumkan (hasil pemilu) akan langsung ke MK, saya kira. Soal MK, Pak Anies dan Cak Imin diskusi bareng. Namun, sampai hari ini, belum memberikan pernyataan apa pun. Artinya, betul-betul menunggu pengumuman KPU dulu, baru kemudian akan merespons. Bahkan dia (Anies) tidak pernah menyebut kata ‘kecurangan’, dia selalu mengatakannya ‘kekurangan’. Terlalu halus itu orang,” kata Geisz.


Penguatan Batin Menjelang Ramadan


Salah satu kegiatan umat Islam yang lazim dilakukan menjelang bulan puasa adalah ziarah, entah itu ke makam keluarga ataupun tokoh. Cak Imin tak terkecuali. Sabtu kemarin, ia berziarah ke makam para auliya’illah, atau leluhurnya para kiai, di tiga kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur.


“Di daerah pinggiran banget, tetapi ini menjadi tempat yang beliau anggap penting untuk diziarahi,” tutur salah satu asisten Muhaimin kepada detikX, Minggu, 10 Maret 2024.


Menurut asistennya, Cak Imin terbang dengan pesawat terakhir ke Kota Surabaya pada Jumat, lalu bermalam di Trenggalek. Besok paginya, langsung berziarah ke makam Syekh Abdul Mahsyir atau Mbah Mesir. Setelah itu, rombongan melakukan perjalanan darat sekitar dua setengah jam menuju makam Syekh Yahuda, yang terletak di atas bukit di Nogosari, Pacitan. Yang terakhir dikunjungi adalah makam Kiai Ageng Hasan Besari di Tegalsari, Ponorogo.


“Itu berakhir sekitar pukul lima sore. Kemudian beliau (Muhaimin) terbang ke Jakarta sekitar jam 8 malam,” terangnya. Besoknya, Cak Imin sudah ikut CFD di Bundaran HI.


Paman Cak Imin, eks Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib alias Gus Salam, ikut dalam rombongan ziarah. Ia berujar Cak Imin diajak berziarah oleh Kiai Nurul Huda Djazuli, pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso di Kediri.


“Gus Muhaimin memang diajak, ditimbali (dipanggil) sama Kiai Huda. Kalau di budaya kita kan memang, sebelum Ramadan, itu ziarah ke makam, ke nenek moyanglah. Dengan situasi bangsa seperti ini dan menyambut Ramadan, maka diajak untuk melakukan langkah-langkah spiritual,” kata Gus Salam kepada detikX melalui sambungan telepon, Minggu.



Gus Salam juga mengatakan, selain berziarah, Cak Imin mengabarkan kepada para kiai terkait perkembangan rekapitulasi suara dan situasi di lapangan. “Kiai Huda kan salah satu pendiri PKB. Ada juga dia (Muhaimin) menyampaikan tentang hak angket, tetapi ya sifatnya menceritakan situasi saja, belum sampai pada agenda-agenda konkret. Yang saya pahami, sekarang Gus Muhaimin sedang konsentrasi untuk mengamankan suara PKB, sambil komunikasi dengan partai pengusung tetap dilakukan terus.”


Ia lantas menceritakan latar belakang para leluhur yang makamnya dikunjungi itu. Mbah Mesir adalah kakek Nyai Rodliyah Djazuli, pendiri pesantren Ploso, ibu Kiai Huda dan nenek Gus Kautsar, yang kini mengurus Ploso. Selain itu, keturunan Mbah Mesir yang lain juga merupakan pendiri dari pesantren-pesantren besar di Jawa Timur, seperti Lirboyo, Jampes, dan Bendo.


“Makanya Mbah Mesir ini cukup populer di daerah pesisir selatan, seperti Trenggalek dan Kediri. Sedangkan Mbah Yahuda ayahnya Mbah Mesir. Beliau itu murid Syekh Abdul Muhyi Pamijahan. Ada lagi keturunannya Mbah Yahuda menjadi kiai-kiai di daerah Pacitan dan Magelang, misalnya Mbah Dalhar Watucongol di Magelang,” tutur Gus Salam.


Sementara itu, jika merunut garis keturunan istri Mbah Mesir, rupanya akan sampai pada Kiai Ageng Hasan Besari, tokoh penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17, sekaligus keturunan dari Kerajaan Majapahit.


“Ya, sebenarnya hampir semua pesantren itu punya nasab sampai ke Tegalsari (Kiai Ageng Hasan Besari) yang garis keturunannya sampai ke Kerajaan Majapahit, cuma jalurnya macam-macamlah,” jelasnya.


Sumber: DetikX

Penulis blog