DEMOCRAZY.ID - Elon Musk menyerang NATO. Ia mempertanyakan alasan eksistensi kelompok itu.
Hal ini terjadi saat NATO sedang panas dengan rivalnya, Rusia, pasca serangan Moskow ke Ukraina.
Musk pada Minggu menulis bahwa "dia selalu bertanya-tanya mengapa NATO terus ada meskipun musuh dan alasan keberadaannya, Pakta Warsawa, telah bubar".
Hal ini pun mendapatkan sorotan dari negara NATO, Latvia. Presiden Edgars Rinkēvičs mengecam komentar Musk dengan menyebut Ukraina adalah bukti nyata mengapa NATO harus berdiri.
"Dear @elonmusk, alasan NATO didirikan, ada dan akan bertahan adalah karena Rusia dan musuh-musuh dunia bebas lainnya," tulisnya di X, seperti dikutip Newsweek, Senin (4/3/2024).
Amerika Serikat (AS) pun memberi komentar. Mantan anggota parlemen Adam Kinzinger, meminta Washington untuk meninjau status kontraktor Musk.
Grandmaster catur Rusia, Garry Kasparov, juga menyoroti pernyataan Musk.
Menurutnya, narasi tentang permusuhan yang terkait dengan NATO, seperti yang dialamatkan Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah sesuatu yang palsu.
"Tanyakan kepada negara-negara Baltik, Polandia, anggota baru Finlandia & Swedia, atau minta Ukraina menjelaskannya, daripada menyebarkan informasi bohong," paparnya.
NATO adalah aliansi militer antara Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa.
Pasal 5 piagam NATO menyatakan bahwa "serangan terhadap satu Sekutu dianggap sebagai serangan terhadap semua Sekutu," yang berarti serangan terhadap suatu negara NATO dapat menimbulkan respons militer dari negara lain.
Didirikan pada tahun 1949 untuk memberikan keamanan kolektif terhadap Uni Soviet di tengah meningkatnya ketegangan ketika Perang Dingin dimulai.
Sekretaris Jenderal pertama NATO, Lord Hastings Lionel Ismay, mengatakan NATO ada untuk "mencegah masuknya Uni Soviet, Amerika, dan Jerman."
Sementara itu, Pakta Warsawa dibentuk pada 1955 sebagai tanggapan terhadap NATO. Aliansi ini dipimpin oleh Uni Soviet.
Di sisi lain, Musk, yang pada tahun 2022 membeli X yang sebelumnya bernama Twitter, telah memberikan komentar beragam tentang NATO dan perang Rusia-Ukraina, yang diluncurkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2022.
Musk pernah menyerukan perjanjian perdamaian yang berpotensi menyerahkan sebagian wilayah Ukraina ke Rusia dan menentang bantuan untuk Kyiv.
Ini membuatnya berselisih dengan banyak pemimpin dunia yang mendukung negara Eropa Timur tersebut dalam melawan serangan Putin kepada tetangganya.
Sumber: CNBC