DEMOCRAZY.ID - Pengamat Politik Faizal Assegaf menyerang ormas Muhammadiyah. Ia tidak sependapat klaim ormas Muhammadiyah terbesar, penjaga NKRI dan mandiri.
Menurut Faizal Assegaf, klaim Muhammadiyah sebagai ormas terbesar penjaga NKRI dan mandiri adalah bentuk penipuan publik.
"Klaim ormas Muhammadiyah terbesar, penjaga NKRI dan mandiri adalah penipuan publik. Stigma konyol itu harus dibuang ke tempat sampah," tulisnya di akun X.
Menurut Faizal, maju mundurnya Muhammadiyah harus dikonfirmasi pada realitas negara dan rakyat bukan kemajuan kelompok.
Sebab kata dia, hal itu yang justru membiarkan negara dan rakyat berada dalam kendali oligarki secara tidak adil.
"Ketika rakyat dicurangi dalam bernegara, hidup rakyat makin tertindas, ngantre beras, dibebani utang, sumber kekayaan alam dirampok dll. Adalah fakta ormas-ormas yang ngaku mandiri hanyalah bualan," tuturnya.
Lebih dari dua dekade reformasi, Faizal mengatakan, Muhammadiyah makin bergerak mundur, jadi benalu kepentingan kekuasaan yang semena-mena.
Hal itu esensinya menurut dia, menegaskan ormas tersebut telah bersekutu dengan kezaliman sehingga tidak layak dirujuk secara agama dan intelektual.
"Silakan buka forum, kita bedah tuntas kebodohan elite Muhammadiyah dalam partisipasi bernegara. Banyak fakta dan data yang akan saya buka ke publik...!" tuturnya.
Kritikan Faizal Assegaf ini ditanggapi mantan pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap. Yudi mengaku heran mengapa Faizal jadi menyalahkan Muhammadiyah yang banyak kontribusinya bagi bangsa.
"Kok jadi Muhammadiyah yang banyak kontribusi disalahin," ujar Yudi Purnomo.
Ia lalu mencontohkan sepak terjang seorang kader Muhammadiyah seperti Busyro Muqqodas yang merupakan ketua PP Muhammadiyah bidang hukum.
Kata Yudi Busyro banyak terlibat dalam advokasi kasus baik di tingkat nasional dan daerah diadvokasi. Busyro juga kata dia selalu menyikapi isu bangsa.
✍️
— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) March 10, 2024
Klaim ormas Muhammadiyah terbesar, penjaga NKRI dan mandiri adalah penipuan publik. Stigma konyol itu harus dibuang ke tempat sampah.
Maju mundurnya Muhammadiyah harus dikonfirmasi pada realitas negara dan rakyat. Bukan kemajuan kelompok yang justru membiarkan negara dan…
Sumber: Suara