DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior, Agustinus Prasetyantoko, menyebut kenaikan harga beras disebabkan pembagian bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah yang begitu intens, mengganggu distribusi. Prasetyantoko menjelaskan, beras, sama seperti komoditas lainnya, harganya dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan atau supply and demand. "Tapi ada satu aspek lain yaitu distribusi. Saya kira ini yang terpengaruh oleh bansos. Kalau dibilang beras itu ada dan tersedia, secara teoritis barang itu ada. Tetapi kenapa mahal? Itu problemnya di distribusi," katanya dalam program ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (14/3/2024) malam. "Salah satu kemungkinannya karena memang kemarin konsentrasinya dibagi untuk bansos. Dan bansos ini bisa dibilang salah satu alat politik yang penting dalam pemilu." Ia mengatakan, bansos tidak hanya program yang dilaksanakan pemerintah. Tapi juga digunakan sebagai amunisi kampanye oleh para calon anggota legislatif. "Jadi kira-kira kalau mau dis
DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior, Agustinus Prasetyantoko, menyebut kenaikan harga beras disebabkan pembagian bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah yang begitu intens, mengganggu distribusi. Prasetyantoko menjelaskan, beras, sama seperti komoditas lainnya, harganya dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan atau supply and demand. "Tapi ada satu aspek lain yaitu distribusi. Saya kira ini yang terpengaruh oleh bansos. Kalau dibilang beras itu ada dan tersedia, secara teoritis barang itu ada. Tetapi kenapa mahal? Itu problemnya di distribusi," katanya dalam program ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (14/3/2024) malam. "Salah satu kemungkinannya karena memang kemarin konsentrasinya dibagi untuk bansos. Dan bansos ini bisa dibilang salah satu alat politik yang penting dalam pemilu." Ia mengatakan, bansos tidak hanya program yang dilaksanakan pemerintah. Tapi juga digunakan sebagai amunisi kampanye oleh para calon anggota legislatif. "Jadi kira-kira kalau mau dis