DEMOCRAZY.ID - Di sebuah kebun di Kampung Sabut, Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur, pohon-pohon pisang berdiri berjejer.
Pohon-pohon itu tak lagi segar; mereka tampak layu, daun-daunnya meranggas bewarna cokelat, dan batangnya tak lagi tegak.
Kepada Tempo, Suhar, warga Pemaluan yang terdampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) memperlihatkan penampakan kebunnya itu dalam sebuah video. Di tengah-tengah rumput yang rimbun, sejumlah pohon pisang justru tampak rubuh.
Suhar menjelaskan, matinya pohon-pohon pisang miliknya disebabkan pembangunan jalan tol sebagai infrastruktur pendukung IKN.
Akibat pembangunan jalan tol itu, kata Suhar, aliran air yang biasa mengairi kebunnya menjadi terbendung.
"Dari dulu-dulu enggak pernah begini. Sekarang mati semua," ujar Suhar dalam video yang dikirimkannya kepada Tempo pada Jumat, 15 Maret 2024.
Proyek jalan tol itu, kata Suhar, tak hanya berdekatan, tapi juga melewati area kebun warga.
Sedangkan sisa area kebun yang tak dilewati jalan tol, menurut Suhar, tak bisa hidup lantaran airnya terbendung oleh proyek jalan tol itu.
"Airnya itu terbendung, enggak bisa ke mana-mana, jadi tanaman warga itu pada mati," kata Suhar.
Padahal, kata Suhar, pohon-pohon pisang itu adalah cara warga bertahan hidup. Menurut dia, warga menanam pohon-pohon pisang itu untuk membeli beras.
Namun kini, dia mengatakan warga sudah tak bisa lagi menikmati hasil dari pohon-pohon pisang yang mereka tanam.
"Pisangnya udah enggak bisalah, udah kering, karena terendamnya air ini," kata Suhar.
Tak hanya itu, Suhar menuturkan belum ada proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol.
Dia mengaku belum mendapatkan ganti rugi dari jalan tol yang telah mulai dibangun itu.
"Langsung main eksekusi, tanpa kompromi sama warga yang punya kebun. Langsung main gusur, sementara tanahnya belum ada ganti rugi," ujar Suhar.
Di kejauhan, tampak pohon-pohon sawit yang mulai gundul. Suhar mengatakan pembangunan jalan tol tak hanya berdampak kepada kebun pisang, tetapi juga kebun sawit. Dia mengatakan pohon-pohon sawit itu kini telah mati.
"Mohon maaf jalan kami portal dulu, terendam air semua ini. Siapa yang bertanggung jawab atas kerugian semua ini?" ujar Suhar.
Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw enggan bicara mengenai proyek pembangunan jalan tol ini.
Menurut dia, proyek itu merupakan kewenangan Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Untuk pengerjaan proyek infrastruktur bertanya ke PUPR," kata dia melalui pesan singkat, Jumat, 15 Maret 2024.
Sumber: Tempo