DEMOCRAZY.ID - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menceritakan pengalamannya saat kalah dari kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Ahok sejatinya telah sejak lama menerima kekalahannya dari Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
"Ketika saya kalah, saya langsung kasih Anies penghargaan, ucapan dan segala macam itu, thats again. Saya selalu kasih ucapan selamat. Bagi saya itu, kamu menang pun atas seizin Allah," kata Ahok di Podcast Merry Riana, dikutip pada Jumat (8/3/2024).
Namun terlepas dari itu semua, di mata Ahok, Anies bukan seorang negarawan karena ucapannya yang menyinggung pribumi dan nonpribumi.
"Anies sangat tidak negarawan. Yang saya tidak bisa terima adalah ketika anda menang, anda pidato memecah belah bangsa. Bahwa Jakarta udah kembali ke pangkuan pribumi yang dijajah selama ini. Itu teksnya dimana-mana," ujar Ahok.
Bagi Ahok, pernyataan Anies tersebut sangat memecah belah bangsa, bukan justru mempersatukan.
Ahok menegaskan dirinya asli warga negara Indonesia sesuai Undang-undang yang berlaku.
"Apakah karena nama saya Ahok, itu yang tidak betul seorang Anies lakukan. Bagi saya Anies sangat tidak negarawan," tegas mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Terkait dengan Pilgub DKI Jakarta 2024, Ahok menutup rapat peluang berkongsi dengan Anies.
"Yang pasti bagi saya tidak ada cerita Ahok (berpsangan) dengan Anies," ucapnya.
Diketahui, perebutan kursi DKI 1 pada 2017 lalu berlangsung panas yang diwarnai politik identitas.
Bermula dari pernyataan Ahok di Pulau Seribu kemudian berujung pada demonstrasi aksi 212 berjilid-jilid dan membuat Ahok dijebloskan ke penjara dalam kasus penistaan agama.
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno akhirnya dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Anies VS Ahok Jilid 2 di Pilkada DKI Jakarta Terancam Tak Jadi Terlaksana, Ada yang Ngaku Mau Fokus
Anies Baswedan dan Ahok terancam gagal bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Sebelumnya pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting memprediksi Ahok dan Anies Baswedan akan kembali bersaing di Pilkada.
"Jadi jangan lupakan juga nama Ahok dan Anies. Keduanya bisa saja ikut kembali maju di Pilkada Jakarta," kata Ginting saat dihubungi, Selasa (27/2/2024).
Tak cuma Ahok dan Anies Baswedan, Ginting juga menyebut nama lain yakni Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni.
Sejauh ini, memang baru Ahmad Sahroni dari Partai NasDem dan Ridwan Kamil dari Partai Golkar yang sudah 'cek ombak'.
"Ya memang tidak ada salahnya nama-nama yang sudah beredar itu untuk cek ombak ya menghadapi Pilkada Jakarta," kata Ginting.
Kemudian, Ginting menilai suara partai pengusung Anies Baswedan cukup tinggi di Jakarta.
"Kalau Anies ga maju, Anies bakal jadi 'gelandangan politik' karena dia kan gak punya parpol,"
"Sementara dia di Jakarta bisa dibilang cukup berhasil karena suara parpol yang mengusungnya ini naik di Jakarta,"
"Bahkan, PKS yang unggul di Jakarta (berdasarkan real count sementara)," papar Ginting.
Lalu apa penyebab pertarungan Anies Baswedan dan Ahok jilid 2 terancam gagal?
Anies Baswedan bersuara mengenai namanya yang masuk bursa Calong Gubernur DKI Jakarta.
Mengenai namanya masuk dalam kontestasi Pilkada DKI, Anies Baswedan mengungkapkan dirinya masih fokus memantau penghitungan suara Pilpres 2024.
"Oh no no no.. kita sekarang sedang bergokus pada penuntasan penghtungan kita akan terus berfokus di situ," kata Anies dikutip dari Kompas TV pada Minggu (3/3/2024).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan berkonsentrasi pada gerakan perubahan yang dibangun bersama PKB, NasDem dan PKS.
Ia pun belum memikirkan untuk terjun sebagai Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Jadi saat ini tidak usah tengok kanan kiri. Kita sekarang sedang fokus menuntaskan perjuangan dan ini amanat jutaan orang kita akan perjuangkan terus sampai perubahan terlaksanan di negeri ini," ujar Mantan Mendikbud.
Sumber: TvOne