DEMOCRAZY.ID - Politisi senior Partai Golkar Ridwan Hisyam mempertanyakan prestasi Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar.
Apalagi mengingat perolehan suara pada Pemilu 2024, bukan dirinya yang mendongkrak perolehan suara Golkar pada pemilu kali ini.
“Airlangga apa itu prestasinya? Menang Pemilu? Dia enggak kerja, yang kerja itu caleg-caleg di daerah dan Presiden Jokowi,” kata Ridwan.
Anggota DPR itu menilai hubungan kedekatan antara Jokowi dan Golkar sudah terbentuk sejak lama. Beberapa kali bolak-balik ikut acara Golkar dan membukanya.
“Dia pakai dasi kuning dan bilang nyaman. Bolak-balik ke acara Golkar,” tuturnya.
Ia bahkan mengaku sudah ditemui beberapa pendukung Airlangga yang ingin berbelok dukungan untuk Jokowi menjadi ketua umum partai beringin tersebut.
“Pendukung airlangga itu diam-diam ke saya, malah mereka enggak dukung,” tambahnya.
Ridwan juga menyebut kalau ia sempat didatangi orang dekat Jokowi yang menyatakan kalau sebenarnya ayah dari Gibran itu tidak menolak diajukan menjadi Ketua Umum Golkar.
“Saya dapat bisikan dari orang dekat Jokowi, intinya dia ga menolak, tapi mengalir aja,” tambahnya.
Lalu bagaimana dengan kritik mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla yang bilang kalau Jokowi tidak bisa menjadi Ketua Umum Golkar karena bukan kader dan tidak pernah menjadi pengurus.
“Pak JK pernah enggak jadi pengurus Golkar? Kalau untuk masalah kartu anggota, tidak lebih dari 5 menit, selesai,” jelasnya.
Jusuf Kalla Ungkap Syarat Jokowi untuk Jadi Ketum Partai Golkar
Isu bergabungnya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar tengah menjadi perbincangan hangat. Jokowi bahkan disebut-sebut sebagai calon ketua umum partai penguasa pada era orde baru tersebut.
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) pun turut merespons hal tersebut. Menurutnya, yang juga politisi senior Partai Golkar, partai berlogo pohon beringin itu selalu terbuka untuk siapapun yang tertarik bergabung.
Kendati demikian, JK menggarisbawahi ada mekanisme yang perlu dilakukan untuk masuk dalam jajaran pengurus. Termasuk jika ingin menjadi ketua umum partai, yakni wajib menjadi kader selama 5 tahun.
"Tapi kalau untuk jadi pengurus ada aturannya, kalau untuk jadi ketua atau jadi apa minimum 5 tahun harus punya pengurus," ujarnya, dikutip Sabtu (9/3/2024).
Sebagaimana diketahui, beberapa saat lalu, ketika bertugas ke Jepang, Jokowi sempat disorot karena menggunakan dasi kuning.
Lantas, ada petinggi Golkar yang mengatakan dasi kuning Jokowi menandakan kepala negara nyaman dengan partai tersebut. Jokowi lantas menjawab singkat sambil tertawa. "nyaman", katanya.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahli Lahadalia yang mendampinginya saat itu pun hanya tertawa.
Jokowi juga sempat merespons kabar dirinya akan bergabung dengan Partai Golkar dengan kelakar, saat bertemu wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, pekan lalu.
"Saya tiap hari masuk Istana," kata Jokowi kala itu.
Sumber: WartaEkonomi