GLOBAL

7 Negara Jadi Pemasok Senjata ke Israel, Ada Tetangga RI

DEMOCRAZY.ID
Maret 19, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
7 Negara Jadi Pemasok Senjata ke Israel, Ada Tetangga RI

7 Negara Jadi Pemasok Senjata ke Israel, Ada Tetangga RI


DEMOCRAZY.ID - Israel terus menggempur wilayah Gaza kendati desakan dunia internasional untuk menghentikan serangan kian masif. Hal ini tak lepas dari dukungan yang masih diberikan sejumlah negara.


Beberapa negara secara terang-terangan menyatakan menyetop sementara pengiriman senjata atau komponennya ke Israel.


Meski begitu, ada juga negara yang tetap memberikan senjata atau mendukung opsi mengirimkan senjata kepada Negeri Yahudi tersebut.


1. Amerika Serikat (AS)


Menurut database transfer senjata Stockholm International Peace Research Institute, 68% impor senjata Israel antara tahun 2013 dan 2022 berasal dari AS.


Militer AS juga menimbun senjata di Israel, mungkin untuk digunakan oleh tentara AS sendiri. Namun, AS telah mengizinkan Israel untuk menggunakan sebagian dari pasokan ini selama perang Gaza.


2. Jerman


Senjata yang diimpor dari Jerman mencakup 28% impor militer Israel. Ekspor alat militer Jerman ke Israel meningkat hampir sepuluh kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022 setelah negara tersebut meningkatkan penjualan pada bulan November.


"Jerman terutama memasok Israel dengan komponen untuk sistem pertahanan udara dan peralatan komunikasi," menurut kantor pers Jerman dpa.


3. Inggris


Inggris telah memberikan izin setidaknya 474 juta pound (Rp 9,3 triliun) ekspor militer ke Israel sejak tahun 2015, Human Rights Watch melaporkan pada bulan Desember 2023.


Ekspor ini mencakup pesawat terbang, rudal, tank, teknologi dan amunisi, termasuk komponen untuk F-35 pembom siluman yang digunakan untuk menyerang di Gaza.


4. Kanada


Pemerintah mengatakan mereka tidak mengirimkan sistem persenjataan lengkap ke Israel, namun kelompok masyarakat sipil ini mengklaim bahwa Ottawa ikut memberikan jumlah dukungan militer yang signifikan bagi Tel Aviv.


"Perusahaan-perusahaan Kanada telah mengekspor lebih dari US$ 84 juta (Rp 1,3 triliun) barang-barang militer ke Israel sejak tahun 2015," kata Michael Bueckert, wakil presiden kelompok advokasi Kanada untuk Keadilan dan Perdamaian di Timur Tengah.


5. Australia


Menteri Luar Negeri Australia mengatakan negaranya belum memberikan senjata kepada Israel sejak dimulainya perang. 


Namun, juru bicara pertahanan Partai Hijau Australia, David Shoebridge, telah meminta pemerintah untuk lebih transparan mengenai barang apa saja yang sebenarnya telah diekspor ke Israel.


Shoebridge menambahkan bahwa negara tersebut memiliki salah satu sistem ekspor senjata paling rahasia di dunia.


Amnesty International juga meminta Australia untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel dan mengklaim negara tersebut telah menyetujui 322 ekspor peralatan pertahanan ke Israel selama enam tahun terakhir.


6. Prancis


Di Prancis, demonstrasi pro-Palestina telah pecah meminta perusahaan-perusahaan Negeri Baguette, termasuk Dassault Aviation, untuk berhenti menjual senjata ke Israel.


"Para pengunjuk rasa mengatakan semua perusahaan Prancis yang menjual senjata kepada pemerintahan Tel Aviv terlibat dalam genosida Israel di Gaza," tulis kantor berita Anadolu Agency.


7. Denmark


Denmark menjadi negara terakhir yang diketahui masih memasok senjata ke Israel. Hal ini menjadi perhatian Amnesty International Denmark, Oxfam Denmark, ActionAid Denmark dan organisasi hak asasi manusia Palestina Al-Haq yang akan mengajukan kasus ini ke Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian Nasional, yang menyetujui penjualan senjata dan peralatan militer Denmark.


"Kami merasa bahwa kami sepenuhnya berada dalam garis, aturan main yang berlaku," kata Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen, dilansir Reuters.


Firma hukum Kontra Advokater, yang akan mewakili LSM tersebut, menyatakan akan mengajukan gugatan tersebut ke pengadilan distrik Kopenhagen pada bulan ini.


"Selama lima bulan kami telah membicarakan potensi genosida di Gaza, namun kami belum melihat politisi mengambil tindakan," kata Tim Whyte, sekretaris jenderal ActionAid Denmark.


Sumber: CNBC

Penulis blog