DEMOCRAZY.ID - Pendiri Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengungkapkan ada lima modus pencurian suara yang marak terjadi pada Pemilu 2024. Di antaranya ada yang tidak masuk akal, mengherankan dan menggunakan cara lama. Modus-modus tersebut digunakan untuk memenangkan kontestan tertentu. Berikut 5 modus pencurian suara di Pemilu 2024 yang diungkapkan Eeep Saefulloh : 1. Mark-up DPT Eep mengatakan bahwa modus yang pertama adalah penggelembungan suara melebihi 102% dari daftar pemilih tetap (DPT) di tempat pemungutan suara (TPS). Dia menjelaskan kelebihan surat suara secara nasional yakni 2% dari seluruh jumlah DPT dan diturunkan ke seluruh TPS. Ini berarti kertas suara suara pada setiap TPS jumlahnya adalah 102%, di mana 100% sesuai DPT dan 2% daftar pemilihan tambahan (DPTB). “Pada kenyataanya jumlah pemilih tidak sampai 100%, sehingga cadangan suara untuk DPTb itu lebih dari 2%. Namun, berulang-ulang ditunjukkan kasus setelah pemungutan suara, total pemilih lebih dari 102%. Ini
DEMOCRAZY.ID - Pendiri Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengungkapkan ada lima modus pencurian suara yang marak terjadi pada Pemilu 2024. Di antaranya ada yang tidak masuk akal, mengherankan dan menggunakan cara lama. Modus-modus tersebut digunakan untuk memenangkan kontestan tertentu. Berikut 5 modus pencurian suara di Pemilu 2024 yang diungkapkan Eeep Saefulloh : 1. Mark-up DPT Eep mengatakan bahwa modus yang pertama adalah penggelembungan suara melebihi 102% dari daftar pemilih tetap (DPT) di tempat pemungutan suara (TPS). Dia menjelaskan kelebihan surat suara secara nasional yakni 2% dari seluruh jumlah DPT dan diturunkan ke seluruh TPS. Ini berarti kertas suara suara pada setiap TPS jumlahnya adalah 102%, di mana 100% sesuai DPT dan 2% daftar pemilihan tambahan (DPTB). “Pada kenyataanya jumlah pemilih tidak sampai 100%, sehingga cadangan suara untuk DPTb itu lebih dari 2%. Namun, berulang-ulang ditunjukkan kasus setelah pemungutan suara, total pemilih lebih dari 102%. Ini