DEMOCRAZY.ID - Jusuf Kalla mengaku sudah tiga kali meminta waktu untuk bertemu dengan Presiden Jokowi (Joko Widodo).
Akan tetapi, pihak Presiden Jokowi selalu menolak permintaan sang Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 tersebut.
Hal ini diungkap Jusuf Kalla ketika diwawancarai oleh mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad beberapa waktu yang lalu.
Dalam wawancara tersebut, Abraham Samad bertanya apakah Jusuf Kalla merasa Presiden Jokowi sudah berubah belakangan ini.
Jusuf Kalla mengungkapkan keheranannya terkait sikap Jokowi menjelang akhir masa jabatan. Ia menilai Jokowi telah melanggar etik dan aturan.
"Kok tiba-tiba begini? Tiba-tiba ingin melanggar berbagai etik-etik, kebiasan, aturan-aturan," kata Jusuf Kalla, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP pada Kamis, 1 Februari 2024.
Belakangan ini, Jokowi memang mendapat kritikan dari sejumlah pihak karena dinilai telah melanggar etika demi melancarkan jalan anaknya, Gibran menjadi calon wakil presiden 2024.
Seperti diketahui, Gibran awalnya tidak ia awalnya tidak memenuhi syarat untuk maju sebagai cawapres karena usianya belum cukup 40 tahun.
Akan tetapi, Mahkamah Konstitusi (MK) yang sebelumnya diketuai saudara ipar Jokowi mengabulkan gugatan untuk mengubah aturan soal batas usia tersebut.
MK membolehkan seseorang yang belum berusia 40 tahun untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan wapres selama memiliki pengalaman menjadi kepala daerah atau jabatan lain yang dipilih melalui Pemilihan Umum.
Sebagai Wali Kota Solo, Gibran akhirnya bisa maju sebagai cawapres 2024 mendampingi Prabowo Subianto yang merupakan Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi.
Jusuf Kalla merupakan salah satu orang yang mengkritik hal ini. Ia menilai Gibran telah terjadi pelanggaran etik.
Sebagai orang yang tidak lagi berada di dalam pemerintahan, Jusuf Kalla pun hanya bisa berharap Jokowi kembali ke jalan yang semestinya.
“Ingin saya mudah-mudahan beliau kembali berpikir, berdoa untuk keselamatan bangsa ini. Ya karena jangan melanjutkan usaha seperti ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Abraham Samad bertanya apakah Jusuf Kalla pernah mencoba menasihati Jokowi untuk jangan membangun dinasti politik.
Jusuf Kalla menjawab bahwa ia sudah tiga kali meminta waktu bertemu Jokowi, namun terus ditolak. Akhirnya, ia pun menyerah.
"Tiga kali dalam setahun ini tiga kali saya minta waktu. Tapi tidak pernah, selalu alasannya sibuk-sibuk. Ya, setelah itu saya tidak mau lagi. Malu juga kalau tiga kali minta waktu tapi tidak diterima. Kan tidak enak," ungkapnya.
Dalam wawancara yang sama, Jusuf Kalla mengatakan bahwa Jokowi merupakan presiden terburuk setelah reformasi.
“Ya, terburuk, dalam arti kata tidak sesuai dengan aturan, tidak sesuai dengan sumpah, tidak sesuai dengan etika,” katanya.
Jusuf Kalla menilai Jokowi lebih buruk dibandingkan Abdrurrahman Wahid alias Gus Dur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, ketiga presiden di atas menjalankan pemerintahan dengan cukup baik hingga akhir masa jabatan dan tidak merusak demokrasi.
Ketiganya berbeda dengan Jokowi yang melakukan pelanggaran etika, aturan, dan sumpah yang diikrarkan di awal jabatan.
“Ya cuma inilah terakhir (Presiden Jokowi) ini ya mengherankan. Karena saya tahu betul bahwa dia sangat low profile sebelumnya, sangat merakyat,” kata Jusuf Kalla.
“Ya memang kadang-kadang kekuasaan itu memabukkan. Ah itu intinya, memabukkan,” lanjutnya.
Sumber: Hops