POLITIK

Tenyata Bambang Pacul Sudah Ingatkan PDIP Untuk Tidak Serang Jokowi: 'Jangan Pernah Melawan Orang Baik'

DEMOCRAZY.ID
Februari 15, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Tenyata Bambang Pacul Sudah Ingatkan PDIP Untuk Tidak Serang Jokowi: 'Jangan Pernah Melawan Orang Baik'

Tenyata Bambang Pacul Sudah Ingatkan PDIP Untuk Tidak Serang Jokowi: 'Jangan Pernah Melawan Orang Baik'


DEMOCRAZY.ID - Kemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming versi quick count di Pilpres 2024 tak lepas dari pengaruh sosok Presiden Jokowi. 


Masyarakat telah menyimpulkan bahwa Jokowi berada di barisan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Bukan karena anaknya yang maju sebagai cawapres, tetapi diduga ada unsur sakit hati Jokowi dengan PDIP. 


Pembelotan Jokowi dari PDIP mulai terasa awal-awal Pemilu. Jokowi tak lagi memberikan pernyataan bahwa mendukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. 


Padahal dulu, Jokowi memberikan kode ke masyarakat untuk mendukung pemimpin berambut putih. Namun, setelah perseteruan itu, Jokowi menyatakan dukung semua capres-cawapres. 


Setelah perseteruan itu, muncul gerakan dari PDIP untuk mengkritik habis-habisan kinerja Jokowi. 


Hampir seluruh kader elit PDIP mengkritik kebijakan-kebijakan Jokowi sebagai presiden. 


Mereka menjuluki Jokowi sebagai pengkhianat dan tak tahu balas budi. Namun, strategi itu tidak menjual sama sekali. 


Pada pemungutan suara yang dilakukan Rabu (14/2/2024) kemarin, Ganjar-Mahfud yang diusung PDIP memperoleh suara paling rendah dibanding Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran. 


Bahkan di kandang PDIP di Jawa Tengah, suara Ganjar-Mahfud kalah dari Prabowo-Gibran. Padahal, Ganjar merupakan mantan Gubernur Jawa Tengah. 


Strategi menyerang Jokowi ini sempat dihadang oleh Politikus senior PDIP, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. 


Politisi senior PDIP yang saat ini menjabat Ketua Komisi III DPR RO, Bambang Pacul sudah peringatkan seluruh kader PDIP untuk tidak menyerang Jokowi karena dapat berpengaruh buruk ke Partai. 


Menurut Bambang Pacul serangan itu bisa menjadi bumerang bagi PDIP di Pilpres 2024.  Pernyataan Bambang Pacul ini pun viral di media sosial. 


Pernyataan Bambang ini disampaikan dalam diskusi di televisi pada Desember 2023. 


Ia turut mencontohkan ketika Rocky Gerung skakmat Andre Rosiade dalam sebuah acara diskusi di televisi.


Serangan demi serang yang dilakukan Rocky membuat Andre mendapatkan sorotan negatif setelahnya.


Menurut Bambang, apa yang dilakukan Rocky itu biasa dilakukan oleh seseorang yang gemar membaca dan merasa memiliki segudang ilmu pengetahuan.


Ia tidak menyalahkan dengan sikap Rocky. Hanya saja Bambang berpesan untuk tidak melukai hati orang lain.


"Wah hebat nih Pak Rocky, betul. Tetapi ingat baik-baik, jangan melukai, kalau melukai berat," kata Bambang Pacul dikutip melalui video TikTok Genzatuy.


Bambang juga mencontohkan kembali dengan Rocky yang pernah menghina Jokowi dengan kata-kata kurang pantas.


Menurutnya, hal tersebut dilakukan Rocky karena sudah bingung harus menyerang dari segi mana.


"Pak Rocky juga pernah bilang 'B*******, t****' sama Pak Jokowi, toh, masih inget, toh. Karena Pak Rocky pusing, Pak Jokowi langkahnya tanpa pattern. Saking pusingnya Rocky nggak bisa rumuskan cara kerjanya Pak Jokowi," jelasnya.


Kemudian, Bambang Pacul menegaskan, caci maki Rocky itu justru tidak berpengaruh buruk pada Jokowi.


Bagaimana tidak, Jokowi selalu dianggap sebagai orang baik. Bahkan penilaian masyarakat terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden masih di atas rata-rata hingga saat ini.


Bambang lantas memberikan satu rumusan yang diwariskan oleh sang kakek.


Rumusan yang dimaksud ialah jangan pernah melawan orang baik dan orang cantik. Karena hasilnya sudah dipastikan akan kalah.


"Jadi orang ini dianggap orang baik lho. Jangan salah lho. Jangan pernah ngelawan orang baik lho, Pak, ini rumus dari kakek saya. Jangan lawan orang baik. Yang kedua, jangan lawan orang cantik. Kalah kau sama orang itu," terangnya.


Senada dengan itu, Bambang Pacul juga berpesan untuk tidak menyerang sosok Jokowi.


"Jadi jangan serang Jokowi. Rugi kamu. Bukan aku pro-Jokowi lho, ini just ilmu, ilmu kehidupan," ungkapnya.


@genzantuy Selamat pagi yang baru lihat hasil survei Kompas. #bambangpacul sudah ingatkan “ Jangan Serang #Jokowi “. #pilpres2024 #politik #fyp ♬ Epic uplifting music - Makoto Hiramatsu


Jokowi Effect


Keunggulan Prabowo-Gibran dalam hitung cepat disebut dipengaruhi oleh efek Jokowi atau Jokowi efect. 


Prabowo-Gibran berhasil unggul telak dari dua lawanny Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin. 


Penjelasan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, dalam dialog KompasTV, Rabu (14/2/2024).


“Tapi pada akhirnya ya memang secara angka kita bisa melihat Jokowi effect ini menjadi sangat besar dengan Pak Prabowo,” jelasnya.


Menariknya, kata Yunarto, tadinya orang menduga Prabowo dan Jokowi akan seperti air dengan minyak jika digabungkan, dan bisa menyebabkan terpisahnya segmen pemilih.


“Walaupun banyak juga segmen-segmen yang menurut saya tidak bisa menerima keberadaan sosok Jokowi dengan Prabowo, yang menyebabkan masih ada yang memilih 03 bahkan 01.”


Dalam dialog tersebut, Yunarto juga menjawab pertanyaan tentang apakah pasangan Prabowo-Gibran mendominasi perolehan suara di semua provinsi pada pemilu kali ini.


“Kalau kita lihat sebaran data, walaupun baru sekitar 60 persen masuk data, hampir keseluruhannya setiap provinsi dikuasai oleh 02, dengan angka di atas 50 persen.”


“Termasuk ketika berbicara daerah kekuasaan atau base voter traditional, daerah tradisional yang dulu misalnya kita melihat Bali dikuasai oleh pasangan dari PDI Perjuangan misalnya, Jawa Tengah,” jelasnya.


Menurut Yunarto, ada tarik menarik di antara pasangan 02 dan 03, yakni sosok yang menyebabkan base traditional itu menjadi tidak jelas.


“Tapi kan memang yang menarik tarik menarik  di antara pasangan 02 dan 03, di situ ada satu sosok yang membuat bagaimana kita menyimpukkan mana yang daerah base traditional itu menjadi blur.”


“Pak Jokowi masih memegang KTA PDI Perjuangan, dan image merah itu juga ada di Pak Jokowi. Di situ saling memengaruhi,” ucapnya.


Yunarto bahkan menyebut ada yang mengatakan Jokowi ditopang oleh PDI Perjuangan, tapi ada yang mengatakan PDI Perjuangan dua kali menang di pemilu ditopang oleh sosok Jokowi.


“Jadi ketika Jokowi menempatkan anaknya langsung, dengan simbol ini kan yang ekstrem ya menurut saya, meskipun tidak secara eksplisit mengatakan deklarasi, di situlah menurut saya kemudian penggerogotan terjadi dari sisi image.”


Sumber: Tribun

Penulis blog