DEMOCRAZY.ID - Sejumlah massa menggelar aksi Kamisan di depan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Aksi tersebut digelar untuk menyadarkan publik soal pelanggaran HAM di Indonesia masih ada.
Salah seorang koordinator aksi, Husein mengatakan disaat masih adanya pelanggaran HAM di Indonesia, muncul lagi plot kronisme.
“Hari ini kita sampaikan kepada publik bahwa kita dalam situasi politik yang membahayakan demokrasi, yaitu munculnya plot politik kronisme dengan adanya anaknya Pak Jokowi yang maju dengan melanggar etik gitu ya melalui pamannya di MK dan majunya Pak Prabowo yaitu pelanggar HAM,” kata Husein di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Husein berharap, publik tidak salah memilih pada Pemilu nanti. Pasalnya tidak mungkin masyarakat menggantungkan nasib pada pelanggar HAM.
“Kami percaya bahwa kita tidak boleh menggantungkan nasib kita terhadap pelanggar HAM,” ucapnya.
Prabowo kata Husein, merupakan seorang pelanggar HAM, seorang penculik yang memang secara hukum sah dia dipecat karena menculik tahun 98 dengan tim mawarnya.
“Itu sah ada surat keputusannya dari dewan kehormatan perwira yang menyatakan dia sebagai seorang penculik,” ucapnya.
“Jadi kami di sini non-partisan ya artinya kami tidak berpihak kepada siapapun. Kami berpihak kepada kemanusiaan kepada asasi manusia dan oleh karena itu hati nurani kami terpanggil ya Bagaimana mungkin perjuangan hak asasi manusia itu bisa diperjuangkan kalau pucuk pimpinan kita seorang pelanggar HAM begitu,” tambahnya.
Husein berharap pihaknya tidak kembali berdiri di depan Istana lantaran perkara HAM dituntaskan.
“Kami berharap bahwa kami tidak perlu lagi berdiri di sini setiap hari Kamis memperjuangkan suara-suara korban gitu ya, dan tidak ada lagi korban-korban yang lainnya yang anaknya hilang yang pamit pagi-pagi untuk kuliah dan malam harinya sudah hilang, kami tidak ingin seperti itu dan ke depannya mudah-mudahan saja Pak prabowo tidak jadi presiden,” tandasnya.
Eks Jubir Gus Dur Sebut akan Ada Kecurangan Pemilu 2024: Paling Busuk yang Pernah Diselenggarakan
Mantan Juru Bicara Presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gusdur, Adhie Massardi, mengatakan bakal ada banyak kecurangan dalam Pemilu 2024 mendatang.
Pernyataan tersebut berkaca dari lolosnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.
Terlebih, banyak aturan soal kepemiluan yang ditabrak menggunakan Peraturan Presiden (Perpres) produksi Jokowi.
"Ini adalah pemilu paling busuk yang pernah diselenggarakan di negeri ini karena kecurangannya luar biasa," kata Adhie saat acara diskusi 'Bulatkan Tekad; Lengserkan dan Adili Presiden Joko Widodo, Lawan Politik Dinasti dan Pemilu Curang' di Jakarta Timur, Kamis (1/2/2024).
Menurut Adhie, ia tidak kaget jika muncul gerakan salam 4 jari, yang menggabungkan antara pasangan capres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Namun, hal itu, tidak cukup jika yang tegabung hanya dari kalangan bawah. Partai politik pengusung, lanjut Adhie, juga harus menentukan sikap dan ikut bergabung.
"Ketika ada usulan 4 jari, paslon 1 dan 3, bukan kita yang harus bersatu tapi para parpol pengusung untuk menyelesaikan persoalan ini," ucapnya.
Adhie mengatakan, jika banyak yang menginginkan Jokowi unguk mundur dari kursi presiden, mala saat ini merupakan waktu yang tepat.
Pemilu juga diyakini bakal lebih menghemat biaya jika tanpa menyertakan Jokowi di dalamnya
"Kalau kita pemilu tanpa ajak Widodo kita akan hemat coba bayangkan kalau pemilu berjalan seperti sekarang ini, Pemilu itu lazimnya akan diakhiri di mahkamah konstitusi. Pemilu kali ini justru masalah dari mahkamah konstitusi," katanya.
"MK kita sudah tahu kualitasnya seperti itu pasti tidak akan diakui dan kita tidak akan percaya pada mereka," ujarnya.
Sumber: Suara