DEMOCRAZY.ID - Ramai-ramai media asing kini menyoroti Prabowo Subianto. Calon presiden (capres) nomor urut 2 itu disebut akan menjadi presiden baru RI.
"Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto ... tampaknya akan menjadi presiden baru di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan (ia) kemungkinan besar akan menghindari pemilihan putaran kedua melawan pesaingnya dalam pemilu yang belum menyerah," " tulis media Prancis, AFP, dalam artikel "Indonesia's Prabowo set for sweeping presidential win", dikutip Kamis (15/2/2024).
"Mantan jenderal tersebut mengumumkan kemenangannya pada Rabu malam setelah penghitungan awal dari lembaga survei yang disetujui pemerintah- yang sebelumnya terbukti dapat diandalkan- mengindikasikan bahwa ia akan memenangkan jabatan tinggi dengan mayoritas dalam upayanya yang ketiga," jelasnya.
Meski begitu, AFP menyebut perhitungan resmi belum diumumkan badan yang bertanggung jawab, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun euforia atas kemenangannya sudah terasa.
"Presiden Joko Widodo mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa dia telah bertemu dengan Prabowo malam sebelumnya untuk menyampaikan ucapan selamat," tambahnya lagi.
"Sebagai reaksi atas kemenangan Prabowo, pasar-pasar di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini melonjak hampir dua persen, didorong oleh janji kesinambungan yang diusung oleh Prabowo," ujar laman itu.
"Prabowo kalah dalam dua pemilihan presiden sebelumnya dari Jokowi ... Namun ia kini tampaknya berada di titik puncak untuk menggantikan mantan saingannya, yang menurut para pengamat telah secara tidak adil mendukung kampanye Menteri Pertahanannya," ujarnya.
Mengutip pengamat Australia dari Universitas Sydney, Adrian Vickers kemenangan Prabowo hampir pasti.
Ia bahkan berujar "Semuanya sudah berakhir bagi Anies dan Ganjar", merujuk lawan Prabowo dalam pilpres.
Kemungkinan Prabowo menjadi presiden RI juga dimuat BBC dalam artikel "Prabowo Subianto: What can Indonesia expect from its new strongman leader?".
Media Inggris itu menyebut "kemenangan nyata Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden Indonesia adalah momen dramatis dalam sejarah negara ini".
"Meskipun jajak pendapat menempatkannya sebagai kandidat terdepan selama berminggu-minggu sebelum hari pemungutan suara, selisih antara ia mengalahkan kedua lawannya- menurut penghitungan cepat yang biasanya akurat- jauh lebih tinggi dari perkiraan," muat laman itu.
"Mereka semua memproyeksikan dia akan dengan nyaman melewati ambang batas 50% yang diperlukan untuk menang langsung di putaran pertama," tambah BBC.
"Penghitungan akhir masih perlu dikonfirmasi secara resmi, namun sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang akan menerima bahwa lima tahun ke depan akan berada di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo," tulis media Inggris itu lagi.
Sejumlah prediksi tentang juga dimunculkan. Mulai dari bagaimana prediksi transisi di RI hingga bagaimana Prabowo nanti memimpin.
"Transisi dari satu pemerintahan ke pemerintahan lainnya berjalan lambat di Indonesia. KPU memerlukan waktu hingga satu bulan untuk mengonfirmasi hasilnya," jelas BBC.
"Pelantikan presiden baru baru akan dilakukan pada bulan Oktober. Akan ada negosiasi intensif selama berbulan-bulan untuk memutuskan pemerintahan seperti apa yang akan dibentuk oleh Prabowo," sebutnya ke capres asal Partai Gerindra itu.
"Dia perlu membujuk partai-partai lain untuk mendukungnya agar bisa mendapatkan mayoritas suara di parlemen agar undang-undang disahkan, yang berarti menawarkan bujukan dalam bentuk posisi di kabinet. Beberapa dari partai tersebut mendukung calon presiden saingannya," muat media tersebut menyinggung partai-partai lain yang berlawanan dengan Prabowo.
Dikatakan pula Prabowo mungkin akan menjadi seseorang yang berbeda dari Jokowi ketika memimpin. Jokowi disebut sebagai "ahli politik koalisi" sementara Prabowo sebaliknya.
"Masyarakat Indonesia perlu menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan yang sangat berbeda," muatnya.
"Kepribadian Pak Prabowo hampir sama dengan Presiden Jokowi dalam segala hal, kecuali mungkin pemahaman Machiavellian mereka tentang kekuasaan politik," jelas media itu lagi merujuk sebuah filsafat kenegaraan dari N. Machiavelli.
"Jika presiden (Jokowi) terkenal bersuara lembut dan suka berdamai, maka Prabowo mempunyai reputasi sebagai orang yang suka meledak-ledak dan memberikan pendapat yang kasar. Ia bangga dengan karir panjangnya sebagai perwira di pasukan khusus Indonesia, meskipun terdapat tuduhan pelanggaran hak asasi manusia," tambahnya.
Sumber: CNBC