DEMOCRAZY.ID - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, menjadi pembahasan hangat ketika dituding operator politik bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai situasi.
Termasuk upaya memudahkan proses pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden setelah keputusan dari Mahkamah Konstitusi.
Kegiatan politik Pratikno dijelaskan dalam sebuah opini di Tempo, dengan perjalanannya dari rektor menjadi penggerak politik.
Itu juga diulas dalam edisi Majalah Tempo yang berjudul ‘Dari Rektor Menjadi Operator’.
“Menteri Sekretaris Negara Pratikno adalah perwujudan paling brutal dari peringatan Kanselir Jerman 1871-1890 Otto Von Bismarck yang mengatakan bahwa politics ruins the character atau politik bisa merenggut karakter seseorang,” kata Editor Senior Tempo, Bagja Hidayat dalam kanal Youtube Tempodotco dikutip, Selasa (6/2/2024).
Terkait hal itu, Prabu Revolusi, selaku Dosen Komunikasi Politik Pascasarjana Universitas Paramadina memberi tanggapan mengenai terjadinya pemberitaan Pratikno sebagai operator politik.
Prabu Revolusi mengkritik pemberitaan tentang peran Sekretaris Negara Pratikno sebagai operator politik Jokowi.
Dia menyoroti pentingnya etika jurnalistik, menuntut bahwa berita harus didasarkan pada data dan fakta yang dapat diverifikasi, serta sumber yang kredibel.
“Kita tahu ini beberapa hari kedepan kita akan ada pencoblosan sehingga sangat memungkinkan motif pemberitaan seperti ini dikarenakan ada motif kepentingan politik tapi saya ingin membahas dari sisi etika jurnalistik terlebih dahulu," ungkapnya.
Karena itu, Prabu mempertanyakan motif di balik timing pemberitaan ini, mengingat bahwa pemberitaan tanpa dasar yang kuat bisa jadi hanya merupakan gosip atau upaya mempengaruhi opini publik menjelang pemilihan.
“Jika memang pemberitaan yang kita angkat itu betul betul memiliki kepentingan bagi publik sehingga narasumbernya terancam nyawa misalnya jika diungkapkan maka narasumbernya narasumber anonim," tuturnya.
"Tetapi jika seperti itu maka sangat disarankan ruang redaksi tersebut atau pemberitaan tersebut harus mencantumkan dari mana informasi itu berasal," tambahnya lagi.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Kamaruddin, berpendapat bahwa serangan terhadap Pratikno merupakan strategi dari oposisi untuk menargetkan Jokowi.
Komarudin menurutkan, bahwa oposisi memanfaatkan Pratikno, yang merupakan salah satu orang kepercayaan Jokowi dan telah menjabat sebagai Sekretaris Negara selama dua periode.
"Ada upaya-upaya dari lawan-lawan politik Jokowi untuk menghajar, melumpuhkan, termasuk mengalahkan Jokowi. Salah satu sasaran tembaknya ya Pratikno," ujarnya.
"Salah satu pintu masuknya ya Pratikno ke Jokowi. Salah satu orang kepercayaan Jokowi," ujarnya lagi.
Sumber: PojokSatu