DEMOCRAZY.ID - Salah satu narasumber film dokumenter Dirty Vote, Bivitri Susanti, ternyata sempat berdebat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Momen ini diceritakan langsung oleh putri Gus Dur, Alissa Wahid.
Melalui akun X @AlissaWahid, Alissa mengaku telah menjadi saksi mata momen Bivitri Susanti debat dengan Presiden Jokowi.
Menurutnya, sosok yang akrab disapa mbak Bibip itu berdebat dengan Jokowi tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Alissa mengatakan, Bivitri berupaya memperjuangkan penyelamatan KPK dihadapan Jokowi.
Kakak Yenny Wahid ini pun menilai bahwa Bivitri menunjukkan sikap yang sangat bernas dan berani saat mendebat orang nomor satu di Indonesia.
"Saya pernah lihat langsung mba Bibip berdebat dengan pak Jokowi di Istana. (Debat terjadi) waktu kami perjuangkan penyelamatan KPK. (Bivitri) sangat bernas, solid argumen dan BERANI," puji Alissa Wahid dalam cuitannya, Minggu (11/2/2024).
Tak cuma Bivitri, Alissa juga memuji dua narasumber film dokumenter Dirty Vote lainnya, yakni Feri Amsari dan Zaenal Arifin Mochtar.
Sosok Amsari, menurut Alissa, selalu konsisten dalam menegakkan sikap anti korupsi. Tak terkecuali data yang dipaparkan Amsari dalam Dirty Vote, selalu kredibel.
"Uda Feri Amsari konsisten banget untuk anti korupsi. Argumen di Dirty Vote itu berbasis data publik," puji Alissa.
Sementara itu, Alissa mengaku mengidolakan sosok Zaenal yang disapanya dengan nama Mas Uceng.
"Mas Uceng? Idolak," tandas Alissa Wahid.
Respons yang diutarakan Alissa Wahid mengenai film dokumenter Dirty Vote langsung menuai beragam atensi.
Cuitannya hingga berita ini dipublikasikan, telah dibaca 1,5 juta kali dan mendapatkan puluhan ribu tanda suka. Kolom komentar pun langsung diserbu dengan beragam pendapat warganet.
"Tiga-tiganya Pejuang Demokrasi yang hebat. Apalagi mba Bibib, kalau nonton debat di TV sama jubirnya 02 yang pada nyolot dan galak kadang mbatin, duh kok bisa sabar ya. Kalau saya udah pengen nabok," komentar warganet.
"Sampai sekarang Jokowi sang muka tebal dan tahan malu tidak mau mendengarkan suara-suara ilmuwan, akademisi, aktivis dan masyarakat kalangan bawah," kritik warganet.
"Aku baru tahu kalau Zainal Arifin Mochtar dipanggilnya Uceng. Dan ya, beliau idola banget. Baru tahu beliau saat di PUKAT UGM, isu soal KPK lagi kenceng," ungkap warganet.
"Melihat langsung inilah yang disebut data A1, bukan dari 'Saya diceritain si anu loh'," tambah warganet.
"Film yang bagus untuk demokrasi. Harusnya jangan cuma rilis satu film, tapi dibuat berseri-seri seperti sinetron Tersanjung," saran warganet.
Dirty Vote
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) February 11, 2024
Diisi oleh 3 Pejuang Demokrasi yang dihormati oleh para aktivis se-Indonesia. Rekam jejak & kredibilitas jelas
Diproduksi oleh WatchDoc, produsen film² dokumenter, penerima penghargaan Magsaysay Award yg dianggap sebagai Nobel Asia.
Percaya? Ya iyalah. https://t.co/qw8ADdkZwP
Sumber: Suara