POLITIK

Muncul Gerakan Akademisi Tandingan Yang Kritik Jokowi, Dua Tokoh Ini Kuliti Latar Belakangnya: Ngaku Dosen UI Ternyata...

DEMOCRAZY.ID
Februari 04, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Muncul Gerakan Akademisi Tandingan Yang Kritik Jokowi, Dua Tokoh Ini Kuliti Latar Belakangnya: Ngaku Dosen UI Ternyata...

Muncul Gerakan Akademisi Tandingan Yang Kritik Jokowi, Dua Tokoh Ini Kuliti Latar Belakangnya: Ngaku Dosen UI Ternyata...


DEMOCRAZY.ID - Setelah sejumlah kampus seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Indonesia (UI) mengkritik kondisi demokrasi pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi, sekelompok akademisi membuat deklarasi 'tandingan' yang menyerukan kondisi Indonesia baik-baik saja.


Mereka mengatasnamakan diri sebagai Alumni dan Akademisi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Indonesia. 


Dalam maklumatnya, mereka  menyatakan bahwa Indonesia sedang dalam kondisi yang baik-baik saja menjelang Pemilu 2024.


"Dengan ini kami menyatakan Indonesia baik-baik saja dan sedang dalam proses demokrasi pemilihan umum yang sehat dan demokratis," kata perwakilan Universitas Indonesia (UI) Kun Nurachadijat membacakan maklumat di Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.


Maklumat tersebut, kata Kun, disampaikan guna merespons berbagai akademisi kampus yang menyebut Indonesia darurat kenegarawanan.


Ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum dan setiap warga negara harus tunduk terhadap Pancasila dan UUD 1945. 


Oleh sebab itu, kata dia, menurut dia sivitas akademika dinilai harus mematuhi keputusan hukum di Indonesia.


Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa institusi perguruan tinggi tidak seharusnya melakukan manuver politik praktis.


"Apa pun yang sudah menjadi keputusan hukum di Indonesia, seyogianya dipatuhi sebagai warga negara apalagi sebagai sivitas akademika kampus yang terbiasa dalam lingkup pendidikan ilmiah. Tidak sepantasnya menilai sesuatu dari sudut pandang politik praktis, apalagi melakukan manuver politik praktis juga," kata Kun.


Berikutnya, mereka meminta sivitas akademika perguruan tinggi Indonesia tetap mengawal demokrasi.


"Kami meminta sivitas akademika di pelbagai kampus seluruh Indonesia untuk tetap pada koridornya mengawal demokrasi yang sehat dan konstitusional," tutur Kun.


Menindaklanjuti maklumat tersebut, mereka membuat satuan tugas (satgas) guna mengawal proses demokrasi di Indonesia.


Alumni dan akademisi PTN dan swasta se-Indonesia ini terdiri dari 17 orang, yakni Kun Nurachadijat dari UI, Tommy Rahaditia dari Universitas Trisakti, Alfian Usman dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Afriyan dari Universitas Pancasila, dan Sriharyati dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).


Kemudian, Adi Baba dari Universitas Bung Karno (UBK), Mochammad Ichwam Hamzah dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Handiyono dari Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Oscar ZP dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), dan Miko Vernandi dari Universitas Brawijaya.


Berikutnya, Subhan Hadil dari Universitas Jayabaya, Chaeruddin Affan dari Universitas Jenderal Soedirman, Iza Zulmeiyah dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Arie dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Agung dari Universitas Islam Indonesia (UII), Ririen dari Institut Teknologi Indonesia (ITI), dan Timmy Rorimpandey selaku alumni Bulungan.


Belakangan, sikap kelompok yang mengatasnamakan alumni dan akademisi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Se-Indonesia itu dikuliti sejumlah tokoh diantaranya mantan Deputi II Kepala Staf Presiden periode 2015-2019 Yanuar Nugroho.


Melalui unggahan di Twitter, Yanuar Nugroho menyangsikan status akademisi tersebut.


"#benerannanya ada yg tahu rekam jejak para akademisi ini, baik secara akademik maupun sosial? saya coba cek tulisan beliau2 ini atau rujukan media ttg beliau2 ini tidak ketemu. ada yg bisa bantu? pengin memahami latarbelakang pernyataan ini," tulisnya seperti dikutip Sabut (3/2/2024).


Sementara itu Rumail Abbas menemukan fakta lain dari para akademisi tersebut.


"Kun Nurachadijat dari UI (Gb-1). Nama itu tidak ada di daftar dosen UI, tapi STAI Sukabumi (Gb-2). Tommy Rahaditia dari Universitas Trisakti (Gb-1). Nama itu tidak ada sebagai dosen/mahasiswa Univ. Trisakti, namun tercatat sebagai mahasiswa Universitas Terbuka (gb-3)," jelasnya.



Sumber: Suara

Penulis blog