DEMOCRAZY.ID - Kemenangan Prabowo Subianto dalam hasil quick count pemilihan umum (pemilu) dan juga real count sementara yang dilaksanakan KPU mendapat sorotan dari media asing.
Kali ini, para kantor berita luar negeri memusatkan pemberitaannya terkait bagaimana para aktivis menilai Prabowo.
Ini terkait dengan peluang yang hampir dapat dipastikan bagi mantan Danjen Kopassus itu menjadi Presiden RI.
Media asal Inggris, The Guardian, mengatakan bahwa kemenangan Prabowo menandai babak kelam dalam sejarah.
Ini disebabkan masa lalu Prabowo yang sering dikaitkan dengan peristiwa pelanggaran HAM.
"'Musim dingin akan datang', apapun namanya. Tetapi perjuangan harus terus berlanjut... semua pelaku harus diadili," kata Usman Hamid, direktur eksekutif Amnesty International Indonesia, dalam pemberitaan Kamis (16/2/2024).
Prabowo, mantan menantu Soeharto, pernah menjadi komandan Kopassus yang.
Namun ia diberhentikan dari militer setelah diikaitkan pada kasus penculikan para aktivis politik pada 1998.
Dari 22 aktivis yang diculik tahun itu, 13 orang masih hilang. Prabowo selalu membantah melakukan kesalahan dan tidak pernah dituntut sehubungan dengan tuduhan tersebut, meskipun beberapa anak buahnya telah diadili dan dinyatakan bersalah.
Guardian juga menyinggung Prabowo yang dituduh terlibat dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan Timor-Leste, yang juga selalu dibantah.
Muhammad Isnur, ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), mengatakan terpilihnya Prabowo mungkin "terlalu menyakitkan" bagi keluarga orang-orang yang hilang pada tahun 1998, yang masih memperjuangkan keadilan.
"Hasilnya sesuai prediksi kami. Tapi kami masih kecewa," ujarnya.
"Kita perlu mewaspadai setiap risiko yang mungkin terjadi pada kita di masa depan dan mencoba membuat daftar mitigasinya. Kita harus bersiap," tambah Isnur.
Sementara itu, kantor berita Prancis AFP juga menggarisbawahi ketakutan para aktivis.
Media tersebut menyoroti aksi protes lebih dari 100 demonstran berkumpul di luar Istana Presiden, sambil mengacungkan kartu kuning, meniup peluit, dan membentangkan spanduk bertuliskan "selamatkan demokrasi".
Salah satu yang berdemonstrasi adalah Paian Siahaan. Putra Paian, Ucok, menghilang pada bulan-bulan terakhir pemerintahan Suharto ketika Prabowo menjadi panglima tertinggi.
Ucok berusia 22 tahun ketika ia pergi ke demonstrasi tahun 1998 itu dan tidak pernah kembali.
"Ini di luar prediksi kami setelah mengikuti kampanye dan debat. Kami tidak menyangka dia akan menang dengan selisih sebesar itu," kata pria berusia 77 tahun itu dalam pemberitaan AFP.
"Jadi kami saling menghibur dalam kelompok," tambahnya, mengacu pada keluarga korban yang kini melakukan protes bersama setiap minggu.
Para analis mengatakan popularitas Prabowo meningkat setelah ia merehabilitasi citranya di media sosial dan berjanji untuk melanjutkan agenda ekonomi pemimpin populer Joko Widodo.
Hasil akhir pemilu diperkirakan akan diperoleh pada bulan depan. Akan tetapi hasil perhitungan resmi sementara dan quick count telah menempatkan Prabowo di jalur kemenangan.
Sumber: CNBC