DEMOCRAZY.ID - Debat kelima calon presiden (capres) yang berlangsung pada Minggu (4/2/2024) menjadi sorotan media. Beberapa momen jadi perhatian.
Media yang berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA) melalui artikel Indonesia Elections 2024: High stakes as presidential candidates face off in last TV debate menyoroti visi dan ide para paslon selama debat, terutama pada segmen mereka menjawab pertanyaan dari para ahli dan segmen mereka memberikan pertanyaan kepada lawannya.
"Menteri Pertahanan dan calon terdepan, Prabowo Subianto, adalah orang pertama yang berbicara tentang topik kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial, budaya, ketenagakerjaan teknologi informasi, dan sumber daya manusia," kata media tersebut.
Saat itu Prabowo mengatakan, dirinya dan cawapres Gibran ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan memberikan makanan bergizi kepada seluruh anak, termasuk ibu hamil.
"Ini akan terjadi sampai anak-anak menjadi dewasa. Ini akan mencegah angka kematian ibu, mencegah malnutrisi, stunting, dan kemiskinan ekstrem," kata Prabowo.
Sementara mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berjanji untuk fokus pada kesehatan dengan mendorong masyarakat melakukan olahraga untuk mencegah penyakit.
Ia memastikan bahwa setidaknya ada satu fasilitas kesehatan di setiap desa dengan satu petugas kesehatan.
Dalam debat, Ganjar juga mengatakan ia ingin menciptakan pendidikan inklusif yang akan menghasilkan pekerja terampil.
"Kami juga akan memikirkan guru, dosen...dan perempuan serta penyandang disabilitas, agar mereka tidak didiskriminasi dan bisa bekerja," kata Ganjar.
Sementara itu, mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan memastikan tidak ada ketimpangan dan ketidakadilan jika ia terpilih menjadi presiden.
Dia mengatakan, saat ini terjadi ketimpangan seperti antara mereka yang tinggal di Jakarta dengan mereka yang tinggal di luar ibu kota, serta antara masyarakat kaya dan miskin.
"Kami ingin perubahan. Kami ingin orang-orang sehat, mereka yang tumbuh dengan pendidikan yang cemerlang," kata Anies. "Kami tidak ingin kesenjangan."
Berbeda dengan debat-debat sebelumnya, di mana Anies, Prabowo, dan Ganjar saling serang, kali ini mereka lebih bersikap pendiam.
Para capres juga terlihat saling setuju dengan pernyataan yang dilontarkan pihak lawan. Bahkan pada pernyataan penutup, Prabowo terlihat meminta maaf kepada kedua lawannya.
Sorotan lebih tajam diberikan oleh kantor berita asal Prancis, AFP. Media tersebut menyoroti 'serangan' terhadap Prabowo dari capres lain.
Dalam artikelnya Indonesia presidential front runner draws fire in final debate, AFP menulis Prabowo mendapatkan kecaman karena jawabannya mengenai berbagai isu selama debat, mulai dari hak-hak perempuan hingga pernyataan tentang kecerdasan pemilih.
"Kandidat yang maju untuk ketiga kalinya dan Menteri Pertahanan saat ini, Prabowo Subianto, unggul dalam jajak pendapat, memperlebar kesenjangan sejak memilih putra sulung Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangannya tahun lalu," demikian menurut media tersebut
"Namun dalam tiga debat terakhir, ia dikritik oleh mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menurut jajak pendapat bersaing ketat dalam kemungkinan pemilihan putaran kedua melawan Subianto."
Dalam debat tersebut, Ganjar mengkritik Prabowo dengan mengatakan bahwa orang-orang yang menginginkan internet gratis daripada makan siang gratis, yang merupakan kebijakan utama Prabowo, adalah orang yang tidak cerdas.
"Mana yang lebih penting, internet gratis atau makanan gratis bagi mereka yang berjuang, bagi masyarakat miskin? Itu yang ingin saya sampaikan," kata Prabowo saat debat.
Sementara itu, Anies menanyai Prabowo tentang tingkat kekerasan terhadap perempuan di bawah pemerintahan saat ini.
"Tingkat kekerasan terhadap perempuan sangat tinggi... mulai dari catcalling hingga kekerasan fisik," kata Anies. "Semua itu harus ditindak tegas."
Prabowo mengatakan dia akan berbuat lebih banyak untuk melindungi perempuan dan mendukung LSM hak-hak perempuan jika terpilih.
AFP juga menyebut Anies tampaknya menuduh pemerintah meningkatkan bantuan sosial sebelum hari pemilu untuk memenangkan pemilih berpenghasilan rendah.
"Bansos itu bantuan bagi yang menerimanya, bukan bagi yang memberi," ujarnya.
Sumber: CNBC