DEMOCRAZY.ID - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo sepakat dengan rencana hak angket yang diinisiasi PDIP dan didukung PKB, PKS, dan NasDem di DPR.
Ia menilai hal itu lebih baik daripada dibawa ke Mahkamah Konstitusi atau Bawaslu.
"Ya sekarang kita hukum Mahkamah Konstitusi bagaimana bisa dipercaya? Bawaslu bagaimana bisa dipercaya? Maka secara aturan negara ini, tempat terakhir ya hak angket itu saja," kata Gatot kepada wartawan usai gelar diskusi publik tema Rakyat Indonesia Menggugat di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).
Menurutnya, hak angket juga lebih baik daripada dibawa lewat parlemen jalanan. Sebab, berpotensi menimbulkan kekacauan politik.
"Kalau itu (hak angket) gak bisa, ya terpaksa parlemen jalanan nanti yang bekerja," ujar Gatot.
"Kan sayang kalau pakai parlemen jalanan, bisa terjadi kekacauan dan lain sebagainya," lanjutnya.
Gatot optimis hak angket bisa menunjukkan kebenaran dari pelaksanaan pemilu 2024 yang telah terlaksana.
"Tapi kalau hak angket ini berjalan, ini kan kita lihat saja nanti. Jadi kebenaran mana yang sudah benar terjadi," pungkasnya.
Sebagai informasi, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggelar acara diskusi publik dengan tema Rakyat Indonesia Menggugat di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).
Hadir dalam acara ini sebagai narasumber yakni Dosen Politik UI Chusnul Mariyah, Dosen Fakultas Hukum UI Dr. Chudry Sitompul, Pengamat Ekonomi Anthony Budiawan, Digital Forensik IT Dr. Eng. Jaswar Koto dan Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Vladima Insan Mardika.
Gatot soal Rencana Pertemuan JK-Megawati: Berjuang Bersama Selamatkan Negeri
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo menyambut baik terkait rencana pertemuan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla dan Presiden ke-5 sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Ya itu kan suatu hal yang bagus komunikasi politik, ya. Karena kita semuanya tahu kita berharap dengan Ibu Mega," kata Gatot kepada wartawan usai gelar diskusi publik dengan tema Rakyat Indonesia Menggugat di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2).
Gatot menuturkan, Megawati berjuang keras demi membangun PDI Perjuangan dan mengangkat Jokowi hingga jadi Presiden. Namun kini ia dikhianati.
"Di mana Ibu Mega ini tertatih-tatih mengambil partai, bertempur di partai, kemudian membesarkan partainya, oposisi yang begitu lama kan begitu," ucap Gatot.
"Kemudian sekarang tersakiti, hati seorang Ibu pasti akan muncul, akan membela kebenaran yang hakiki," sambungnya.
Ia pun menilai sosok JK adalah sosok yang berpengalaman sebab dua kali menjadi wakil presiden.
"Mungkin mudah-mudahan komunikasi dengan Pak JK juga sama. Pak JK pernah jadi wakil presiden, 2 kali kan. Penuh pengalaman," tuturnya.
Optimis JK dan Megawati Jaga Demokrasi
Menurut Gatot, JK dan Megawati akan berupaya menjaga demokrasi yang berjalan.
Ia juga yakin bahwa tak ada kepentingan keluarga dalam hak angket yang sedang diusung PDIP, PKB, PKS, dan NasDem.
"Tentunya apa yang diukir oleh mereka berdua ini gak mau dirusak. Hanya untuk kepentingan keluarga saja. Komunikasi politik itu perlu untuk mematangkan perjalanan negeri ini lebih negeri ini lebih lanjut," ungkapnya.
"Ya yang diharapkan berjuang bersama-sama untuk menyelamatkan negeri ini. Melalui jalan yang terakhir di negeri ini, salah satunya ya hak angket tadi," pungkasnya.
Sumber: Kumparan