HOT NEWS HUKUM

DERITA Remaja di Gorontalo Dipukuli Oknum Polisi, Mata Lebam & Muntah Darah, Diberi Uang Tutup Mulut Rp50 Ribu

DEMOCRAZY.ID
Februari 04, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
HUKUM
DERITA Remaja di Gorontalo Dipukuli Oknum Polisi, Mata Lebam & Muntah Darah, Diberi Uang Tutup Mulut Rp50 Ribu

DERITA Remaja di Gorontalo Dipukuli Oknum Polisi, Mata Lebam & Muntah Darah, Diberi Uang Tutup Mulut Rp50 Ribu


DEMOCRAZY.ID - Seorang remaja di Gorontalo babak belur hingga matanya lebam dan muntah darah setelah dianiaya oleh oknum polisi.


Melihat remaja tersebut merintih kesakitan, polisi itu lantas memberinya uang Rp50 ribu.


Tak diketahui secara pasti alasan onum polisi tersebut menginterogasi paksa dirinya hingga memukuli wajahnya.


Dalam kasus ini, oknum polisi berinisial TA menganiaya remaja bernama Abdul Aziz Potabuga (17).


Diketahui,  Abdul Aziz Potabuga merupakan warga kelurahan Dutulana Kecamatan Limboto Gorontalo.


TA disebut memukul Aziz dengan mengunakan senjata larang panjang hingga membuat mata kiri memar.


Tak hanya itu, akibat dari pemukulan itu juga membuat Aziz sempat muntah darah.


Mirisnya setelah dianiaya. oknum polisi tersebut mencoba menyuap Aziz dengan uang Rp 50 ribu agar tidak menceritakan kejadian penganiayaan tersebut.


Melansir dari Tribun Gorontalo, Sabtu (3/2/2024) peristiwa terjadi pada Selasa (30/1/2024) malam sekira pukul 21.00 Wita. Waktu itu, ia bersama temannya datang ke Universitas Gorontalo.


"Saya dan teman saya ada di rumah dan dapat telfon dari adik teman saya." ujar Aziz dalam aksen Kotamobagu, Kamis (1/2/2024) seperti dikutip dari Tribun Gorontalo.


Menurut info, adiknya itu dapat masalah saat pertandingan futsal yang digelar di Universitas Gorontalo" jelasnya.


Aziz bersama rekannya segera meluncur ke UG. Lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter. Sesampainya di gerbang kampus, Azis tidak masuk ke dalam kampus.


"Saya menunggu di dekat perempatan Polres Gorontalo dekat Rasa Es," bebernya.


Tak lama berselang, datang sebuah mobil polisi berwarna hitam. Sejumlah polisi berpakaian lengkap turun dari mobil. 


Oknum polisi berinisial TA lalu menghampiri Aziz. Tanpa aba-aba, Aziz langsung dibawa ke Mapolres Gorontalo.


Di saat yang bersamaan datang kedua temannya Aziz namun mereka hanya menatap dari kejauhan.


Tiba di Mapolres Gorontalo, Azis langsung diinterogasi polisi berinisial TA tersebut.


"Saya kaget karena saya ini tidak tau apa-apa," ujar azis kepada TA.


Tak puas jawaban Aziz, TA lantas mengayunkan senjata laras panjang ke dahi Aziz.


"Kamu jangan main-main ya! Begitu komandan (Polisi yang memukul) bilang," ungkap Aziz.


Azis merintih kesakitan. Senjata itu tepat mengenai mata kirinya. Setelah melihat memar di mata Aziz, TA membawa Azis ke RS Ainun Limboto.


"Awalnya saya tolak, karena saya fikir efeknya tidak akan separah sekarang," kata Azis.


Azis kemudian diantar TA ke rumahnya. Atas insiden itu, Azis kemudian mengadukan hal itu ke tantenya Riska Masilu (33). Riska kala itu sedang menjalani tugas di Puskesmas Gorontalo Utara.


Tak terima dengan kejadian itu Riska melaporkan hal tersebut ke SPKT Polda Gorontalo.


Saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, laporan telah masuk ke SPKT Polda Gorontalo, dengan nomor STTLP/B/41/I/2024/SPKT/POLDA GORONTALO.


Diberi uang tutup mulut


Usai dihajar TA, Aziz diminta tutup mulut. Dalam perjalanan pulang, TA meminta Aziz tak buka suara. TA ingin Aziz mengaku memar di wajahnya bukan karena penganiayaan.


Aziz sontak kaget dan berkata, "Masa begitu, komandan?" kata Aziz menirukan perkataannya kepada TA.


Remaja itu bahkan disuap oleh anggota polisi tersebut.


"Saya juga diberi uang Rp 50 ribu oleh komandan (polisi)," ungkap Aziz.


Saat di rumah, azis mengaku muntah darah. Namun menurutnya bukan karena efek dari pukulan.


"Mungkin saya kena maag atau apa begitu," jelas pelajar berusia 17 tahun itu.


Azis lantas menghubungi TA (polisi yang menghajarnya). TA pun membawa Aziz ke RS Bhayangkara dan mendapatkan perawatan.


Seluruh biaya pengobatan ditanggung TA sebab Aziz mengaku belum punya BPJS Kesehatan.


Kendati demikian, Azis tetap mengadukan hal itu ke tantenya Riska Masilu (33). Azis tinggal bersama Riska. Orangtuanya saat ini berada di Kalimantan.


"Dia tinggal dengan saya dan saat ini dia sementara sekolah di SMK Teknologi Muhammadiyah Limboto," ungkap Riska.


Riska kemudian melaporkan kejadian yang menimpa keponakannya itu ke SPKT Polda Gorontalo.


"Sudah di periksa dan sudah di visum juga," ucapnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog