EKBIS POLITIK

Harga Beras Naik Terus, Jokowi Sebut Gara-Gara Iklim, Pengamat Sebut Gegara Bansos, Mana Yang Benar?

DEMOCRAZY.ID
Februari 23, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Harga Beras Naik Terus, Jokowi Sebut Gara-Gara Iklim, Pengamat Sebut Gegara Bansos, Mana Yang Benar?

Harga Beras Naik Terus, Jokowi Sebut Gara-Gara Iklim, Pengamat Sebut Gegara Bansos, Mana Yang Benar?


DEMOCRAZY.ID - Untuk saat ini pembahasan mengenai Pemilu 2024 memang masih hangat diperbincangkan. 


Namun dibalik kejadian tersebut, masyarakat juga dibuat kaget karena belakangan ini harga beras terus meningkat. Kira-kira, apa penyebab harga beras naik? 


Pedagang pasar dan pengamat pertanian mengatakan kenaikan harga beras selama empat bulan terakhir menjadi Rp 14.000/kg untuk beras medium dan Rp 18.000/kg untuk beras premium. 


Secara historis, kenaikan harga beras ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.


Oleh karena itu, ratusan masyarakat dari berbagai daerah rela antri berjam-jam untuk mendapatkan beras murah yang disediakan oleh pemerintah melalui kegiatan pasar. 


Penyebab Harga Beras Naik


Pengamat pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin memperkirakan bahwa kenaikan tersebut akan berlangsung hingga musim panen April 2024, di mana penyebabnya adalah El Nino menunda musim tanam. Selain itu, produksi beras pada tahun 2023 juga akan berkurang sekitar satu juta ton.


Berapa Harga Beras Saat Ini?


Sekretaris Jenderal Koperasi Perdagangan Pasar Induk (Inkoppas) Ngadiran mengatakan bahwa kenaikan harga beras terjadi sejak 4 bulan lalu, yang awalnya harga rata-rata beras Rp 9.000-10.000/kg.


Kemudian, harga beras naik pelan-pelan hingga sekarang pada Rabu (21/02) menyentuh angka Rp 13.000-Rp 14.000 per kilogram.


Sedangkan beras premium, sebelumnya berada di kisaran Rp 12.000-Rp 14.000 per kilogram, namun merangkak terus sampai di harga Rp 17.000-Rp 18.000 per kilogram.


Adapun untuk harga sekarung beras medium kini sudah Rp 700.000 di pasar induk dan beras premium sekarungnya seharga Rp 800.000.


Apa Penyebab Harga Beras Naik?


Presiden Joko Widodo mengatakan harga beras meroket akibat perubahan iklim yang menyebabkan buruknya panen di beberapa daerah. Jokowi mengatakan, bahwa situasi ini terjadi hampir di setiap negara di dunia.


Namun sebagian pengamat mengatakan pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab negara lain seperti Thailand dan Vietnam tidak mengalami kekurangan beras.


Pakar pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan salah satu penyebab kenaikan harga beras adalah produksi beras  menurun pada tahun 2023 akibat El Nino.


Alasan lainnya adalah dikatakan bahwa perekonomian beras global. Pada Juli 2023, India melarang ekspor beras karena alasan politik saat Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi Pemilu tahun 2024.


Sementara itu, koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP) Ayip Said Abdullah mengamini hal tersebut. 


Dia hanya mengatakan, ada faktor lain yang turut menyebabkan kenaikan harga beras, antara lain kebijakan pemerintah yang terlalu banyak memberikan subsidi sosial (bansos) pada kampanye pemilu belakangan ini.


Said Abdullah mengatakan, jika mulai saat ini tidak tersedia beras berkualitas, maka konsumen kelas menengah akan beralih mengonsumsi beras kualitas menengah. 


Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah segera melonggarkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium agar tidak mengganggu pembagian masyarakat menengah ke bawah.


Saat ini HET beras grade medium berkisar Rp 10.900 hingga Rp 11.800/kg dan beras premium antara Rp 13.000 hingga Rp 14.000 tergantung daerah.


Kemudian, untuk menjaga stabilitas beras intermediet, ada usulan mengenai pelepasan cadangan beras Bulog secepatnya dalam bentuk operasi pasar. Khususnya di tempat-tempat yang sangat membutuhkan serta keluarga petani di pedesaan.


Apa Solusi Pemerintah?


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan terus memasok beras SPHP (Stabilisasi Pangan dan Harga) untuk menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri. Beras murah ini dijamin kualitasnya bagus tidak kalah dengan beras kualitas tinggi.


Zulhas menambahkan, beras SPHP dijual dengan harga mulai Rp 10.900 menjadi Rp 11.000 per kg dan akan dijual di pasar tradisional dan ritel modern.


Panen raya diperkirakan terjadi pada bulan April-Mei atau lebih lambat dibandingkan tahun lalu yang jatuh pada bulan Januari-Maret. 


Oleh karena itu, pemerintah akan menambah jumlah beras yang disalurkan pada program SPHP dari sebelumnya 100.000 ton/bulan menjadi 250.000 ton/bulan.


Mengenai jumlah beras yang disimpan sebelum puasa dan lebaran dijamin aman. Pemerintah berencana akan membuka kemungkinan impor beras dari Thailand sebanyak 2 juta ton pada tahun ini.


Demikian penjelasan tentang penyebab harga beras naik dari sisi pemerintah dan para pengamat. Apakah kalian juga terdampak fenomena ini? 


Sumber: Suara

Penulis blog