POLITIK

Ahok Ungkap Obrolan Dengan Megawati Hingga Akhirnya Tolak Presiden 3 Periode

DEMOCRAZY.ID
Februari 04, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Ahok Ungkap Obrolan Dengan Megawati Hingga Akhirnya Tolak Presiden 3 Periode

Ahok Ungkap Obrolan Dengan Megawati Hingga Akhirnya Tolak Presiden 3 Periode


DEMOCRAZY.ID - Politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkap, jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mau, bisa saja memuluskan rencana presiden menjadi tiga periode.


Ada beberapa indikator yang membuat ini menjadi mungkin karena PDIP berada dalam kekuasaan dan presiden, yakni Jokowi merupakan kader PDIP.


"Ibu Mega mengatakan 'Pak Ahok soal tiga periode, kalau orang jahat yang memimpin negeri ini, presiden Indonesia itu sangat berkuasa'," kata Ahok saat menyampaikan pidato di rumah pemenangan Cemara, Jakarta Pusat, Minggu (4/2).


Ahok menuturkan, Megawati membeberkan ketika menjabat menjadi presiden RI sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Hampir seluruh instrumen negara berada di dalam genggaman tangannya.


"(Megawati bilang) 'Saya saja waktu jadi presiden, pertama kali Pilpres, kalau saya mau curang, saya yang jadi presiden' kata Ibu Mega," ucap Ahok menirukan Megawati.


"'Kenapa saya tidak lakukan itu Pak Ahok? Saya ya berkuasa, polisi semua di bawah saya, jaksa di bawah saya, menentukan KPU semua saya, pengadaan seluruh semua saya, sampai bawah bisa saya. Saya bisa pakai uang APBD, APBN, belum lagi saya banyak bupati dan wali kota, gubernur," jelas Ahok.


Ahok kemudian membeberkan mengapa Megawati tidak ingin presiden 3 periode. Menurutnya, hal ini sama saja seperti mengkhianati reformasi.


"'Saya tidak mau demokrasi terbunuh, saya tidak mau reformasi kita gagal, kita berjuang dengan darah dan air mata, supaya presiden tidak seumur hidup, hanya 2 periode, kenapa sekarang kita mau ubah? Pak Ahok percaya sama saya'," tutur Ahok.


Ahok: Ada yang Bilang Saya Goblok Ikut Megawati


Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mundur dari Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina untuk berkampanye bersama PDIP dan Ganjar-Mahfud. Ahok mengakui ada pula yang mengkritik keputusan mundur hanya untuk kampanye.


"Saya perlu cerita begini, orang bilang saya ini goblok ikut Megawati. Ngapain ikut nenek nenek katanya. kalau mau ikut, ikut pemenang dong, presiden dong, berkuasa toh," kata Ahok di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/2). 


Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, bisa saja orang menilai itu dari sisi penghasilan dan kemungkinan mendapat karier yang lebih bagus dari Komut PT Pertamina. Misalnya, soal gaji yang kemungkinan jadi menteri bila ada reshuffle.


"Saya jadi Komut, jadi dirut ini, kalau dirut dapat gajinya 100%, sekarang saya cuma dapat 45%. Bonusnya juga sama, habis dirut, kalau ini menang satu putaran, mungkin Maret reshuffle menteri ini," tutur Ahok disambut riuh pendukung Ganjar-Mahfud.


"Jadi apalagi dibilang anak-anakmu masih kecil, jangan naif, jangan bodoh," tambah dia.


Namun, bagi eks Bupati Belitung Timur itu tak mau melihat hanya dari kacamata uang. Dia mereka harus tetap berada di jalur membela kebenaran. 


"Makanya bagi saya, sama seperti Ahokers, saya pun yang bernama Ahok kalau tidak berdiri atas kebenaran, keadilan kejujuran pri-kemanusiaan, tidak patut disebut Ahokers. ini dasar kita ini," ucap dia.


Sumber: Kumparan

Penulis blog